Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jika Rencana Ini Terlaksana, Lord Putin Sangat Mungkin Menjadi Tsar Modern Rusia

Jika Rencana Ini Terlaksana, Lord Putin Sangat Mungkin Menjadi Tsar Modern Rusia Kredit Foto: AFP/Sputnik/Alexey Druzhinin

Bagaimana Putin bisa menjadi sosok tak tergantikan?

Hari-hari berakhirnya Perang Dingin antara Komunisme dan Barat adalah masa tumbuh kembang Putin. Revolusi 1989 terjadi ketika dia bertugas sebagai petugas rendahan KGB di Dresden, yang saat itu masih berada di Jerman Timur.

Saat itu dia tak berdaya menentang perubahan, tapi ada dua kesan kuat yang timbul dalam benaknya. Pertama, ketakutan pada pemberontakan massal setelah menyaksikan protes besar-besaran yang berujung pada runtuhnya Tembok Berlin dan Tirai Besi. Kedua, kemuakan pada kekosongan kekuasaan di Moskow setelah Uni Soviet ambruk.

Putin menjelaskan sendiri bagaimana dirinya meminta bantuan ketika markas KGB di Dresden diamuk massa pada Desember 1989, namun Moskow, di bawah Mikhail Gorbachev, "terdiam".

Dia mengambil inisiatif untuk menghancurkan dokumen-dokumen yang bakal memojokkan Rusia di kemudian hari. "Kami membakar sedemikian banyaknya sampai tungku meledak," sebut Putin dalam buku berisi kumpulan wawancara berjudul First Person.

Menurut Boris Reitschuster, penulis biografi Putin yang berasal dari Jerman, "Kita akan menghadapi sosok Putin yang berbeda dan Rusia yang berbeda jika dia tidak ditempatkan di Jerman Timur."

Mendaki kekuasaan

Setibanya dia di kampung halamannya di Leningrad (yang belakangan berganti ke nama lama Saint Petersburg), Putin dalam sekejap menjadi tangan kanan wali kota baru, Anatoly Sobchak.

Di Jerman Timur, Putin adalah bagian dari jaringan individu yang kehilangan peran lama mereka. Namun, di Rusia yang baru, dia berada di negara yang sejahtera secara pribadi dan politik.

Karier Putin meningkat –dia tidak ikut jatuh bersama Sobchak dan terus menjalin jaringan bersama kalangan elite Rusia yang baru. Dia pindah ke Moskow, sukses di FSB (organisasi penerus KGB), dan bekerja di Kremlin.

Saat itu, Boris Yeltsin adalah presiden baru Federasi Rusia. Yeltsin berhasil menjaga keutuhan Partai Komunis berkat aliansi dengan kaum ologarki  yang memperoleh kekayaan besar dan pengaruh kuat dalam periode transisi ini.

Kalangan pebisnis, seperti Boris Berezovsky, muncul sebagai pendukung Yeltsin dan menjadi pemengaruh opini publik ketika pemilu kembali digelar di Rusia. Pada 1999, Presiden Yeltsin menunjuk Putin sebagai perdana menteri Rusia.

Menjadi presiden secara mengejutkan

Perilaku Yeltsin menjadi kian tak menentu, dan dia secara mendadak mengumumkan pengunduran diri pada 31 Desember 1999. Putin, dengan sokongan Berezovsky dan kalangan oligarki, mampu menempatkan diri untuk menjadi presiden sementara, posisi yang kemudian dia amankan melalui kemenangan pemilu pada Maret 2000.

Kalangan oligarki dan para pendukung reformasi yang pernah menjadi keluarga politik Yeltsin tampak puas dengan presiden baru mereka, yang datang dari antah-berantah kelihatannya bisa dibentuk.

Tapi, tiga bulan setelah berkuasa, Putin mengambil alih kendali media, dalam sebuah momen yang mengejutkan kaum oligarki dan orang-orang lama Kremlin. Stasiun televisi independen NTV ditutup, beberapa media disergap, dan laporan berita disortir pemerintah. Kejadian ini juga menetapkan gaya Putin dalam kekuasaan.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: