Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Masa New Normal, CSR Bisa Jadi Pendukung Keberlanjutan Bisnis

Masa New Normal, CSR Bisa Jadi Pendukung Keberlanjutan Bisnis Kredit Foto: Panpel Seminar

Daniri berkata bahwa Covid-19 telah mengubah cara berbisnis perusahaan. Pada prinsipnya, new normal adalah tatanan hidup manusia untuk menjalani kehidupan, pekerjaan, interaksi, dan menyesuaikan diri dengan menetapkan protokol Covid-19. Penerapan new normal adalah bagian dari menjalani kehidupan sebelum vaksin virus corona ditemukan.

Anggota Dewan Juri Top CSR 2020, sekaligus Direktur Corebest Indonesia, Nurdizal M. Rachman,  menjelaskan sejumlah kunci CSR untuk mendukung kelangsungan bisnis di new normal. Yakni bahwa dalam perumusan inisiatif CSR strategis, sebuah perusahaan perlu memerhatikan sejumlah hal.

Antara lain, dampak Covid-19 kepada masyarakat, dan kepada aktivitas bisnis. Dengan memertimbangkan dampak tersebut, CSR suatu perusahaan akan mengurangi dampak negatif  new normal ke perusahaan dan masyarakat. “Di samping itu, akan mengoptimalkan perubahan dan nilai-nilai new normal kepada perusahaan dan masyarakat,” papar Nurdizal. 

Thendri Supriatno, seorang konsultan CSR, menyebut bahwa dalam masa new normal, perlu ada penyesuaian inisiatif CSR. Hal ini terkait adanya penyesuaian sistem kerja perusahaan dalam seluruh value chain perusahaan, dengan penerapan protokol kesehatan, sebagai tanggung jawab perusahaan kepada pemangku kepentingan.

Direktur Utama Geo Dipa Energi (Persero), Riki Ibrahim, menjelaskan bahwa bagi pihaknya, kebijakan dan strategi CSR yang terkait dengan bisnis berkelanjutan, sangatlah penting.Itu pun demi memenuhi harapan dan kepentingan para pemangku kepentingan. 

“Program community development adalah investasi jangka panjang. Juga, membangun kepercayaan publik dan citra perusahaan pun semakin positif,”  kata dia.

Direktur Utama Kideko, M. Kurnia Ariawan, menjelaskan bahwa untuk periode 2013-2018, pihaknya telah mengeluarkan dana investasi sosial senilai Rp 12,8 miliar. Ada berbagai bentuk investasi sosial tersebut, antara lain: pertanian terpadu, Gerakan Sadar Mandiri, dan lain-lain.

Kurnia mengatakan, “Dalam Gerakan Sadar Mandiri, ada pelatihan kepada kaum perempuan yang menjadi warga binaan.  Ada efek sustainability yang muncul, seperti peningkatan pendapatan menjadi Rp 6 juta per bulan. Gerakan ini pun memanfaatkan tanaman liar yakni purun. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: