Situasi keuangan JCPenney dalam bulan-bulan menjelang pengajuan kebangkrutannya jauh lebih buruk daripada yang diperkirakan. Pada hari Selasa kemarin, perusahaan melaporkan kerugian operasi sebesar USD477 juta (Rp6,9 triliun) dalam tiga bulan yang berakhir 2 Mei.
Dilansir dari CNN International di Jakarta, Rabu (1/7/2020) angka tersebut jauh lebih besar dari kerugian operasi sebesar USD93 juta (Rp1,3 triliun) pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Kasus Corona di Amerika Lampaui 2,3 Juta, Ritel Apple Kena Imbasnya!
Adapun total kerugian bersih JCPenney di kuartal ini mencapai USD546 juta (Rp7,9 triliun), naik lebih dari 250% dari kerugian periode yang sama tahun sebelumnya.
Penurunan pendapatan tidak mengherankan lantaran semua 846 toko JCPenney tutup selama setengah kuartal akibat krisis kesehatan dunia dan perintah untuk tetap di rumah terkait dengan pandemi Covid-19. Mereka bahkan tak kembali membuka toko hingga Mei.
Perusahaan berharap bisnisnya mampu bertahan di tengah krisis virus Corona. Namun, kerugian makin meroket akibat penurunan pendapatan. Hal itu tidak bisa dihindari hingga mendorong perusahaan ke situasi kebangkrutan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: