Ada perbedaan kebijakan di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terkait perlakuan terhadap kapal pencuri ikan atau kapal tangkapan.
Di era kepemimpinan Susi Pudjiastuti, KKP menerapkan kebijakan tegas menenggelamkan kapal-kapal hasil tangkapan. Kata "tenggelamkan" pun menjadi ciri khas sosok Susi.
Sementara di era saat ini di bawah kepemimpinan Edhy Prabowo, KKP memilih untuk memanfaatkan kapal hasil tangkapan diberikan kepada kelompok nelayan dan menjadi bahan belajar anak-anak sekolah perikanan.
Baca Juga: Ya Allah Pak Jokowi Ingatlah Nasib Soeharto!
"Jalan-jalan ke Parimana, Jangan lupa berbekal ikan, buat apa ditenggelamkan, lebih baik dimanfaatkan," tulis akun Twitter resmi KKP, @kkpgoid dengan gaya pantun, Selasa (1/6/2020).
Jalan-jalan ke Pariaman
— KKP RI (@kkpgoid) July 1, 2020
Jangan lupa berbekal ikan
Buat apa ditenggelamkan
Lebih baik dimanfaatkan#KKP #KKPGOID pic.twitter.com/RXN3KpC3XG
Akun Twitter KKP juga mem-posting foto dan ucapan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo yang menyatakan daripada ditenggelamkan, kapal hasil tangkapan lebih baik diberikan kepada kelompok nelayan dan menjadi bahan belajar untuk anak-anak sekolah perikanan.
Cuitan KKP ini pun memancing reaksi para netizen. Termasuk Susi Pudjiastuti yang selama ini aktif di media sosial. Tanpa menuliskan kata-kata, Susi mencuitkan 10 emoji tepuk tangan.
Pantun KKP itu dibalas oleh pemilik akun @yakub_vikers. "Jalan-jalan ke Pariaman, jangan lupa berbekal ikan, buat apa dimanfatkan, jika nelayan dirugikan," tulisnya.
Pemilik akun @asadlabibi mengomentari posting-an KKP. "Bukan masalah bisa dimaanfaatkan atau tidak, penenggelaman kapal bukan sekadar membuang, akan tetapi ada harga diri bangsa dan kedaulatan negara yang dipertaruhkan. Menenggelamkan kapal menjadi wujud bahwa penegakan hukum maritim dilakukan serius dan tidak butuh barang bekas sitaan," cuitnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti