Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Astaga! Italia Amankan 14 Ton Narkoba ISIS, Apa Tujuannya?

Astaga! Italia Amankan 14 Ton Narkoba ISIS, Apa Tujuannya? Kredit Foto: Foto/Istimewa

Hingga perang saudara Suriah dimulai pada 2011, Bulgaria dan negara-negara Balkan lainnya adalah sumber utama pil Captagon palsu. Konflik di Republik Arab Suriah tampaknya memiliki dampak.

Pasalnya, berbagai faksi yang mencari akses ke pendanaan melalui keterlibatan dalam perdagangan obat-obatan terlarang, kemudian memiliki dorongan untuk menjadi aktif dalam memproduksi Captagon.

Hal itu ditambah oleh ketidakstabilan di kawasan yang membantu mendorong pembuatan dan perdagangan obat tersebut. Selain itu, kondisi di kawasan menyebabkan kurangnya pengawasan terhadap pembuatan obat terlarang, dan pemantauan yang buruk terhadap laboratorium klandestin di mana obat itu dibuat.

Selanjutnya, laporan UNODC mengatakan bahwa perdagangan narkoba adalah sumber pendapatan tambahan bagi kelompok teroris dan pemberontak di Timur Dekat dan Timur Tengah. Kendati polisi Italia mengatakan bahwa mereka percaya pengiriman besar Captagon itu dibuat oleh ISIS. Namun, dikatakan bahwa sulit untuk mengetahui hal itu.

Pasalnya, otoritas Italia juga tidak memberikan indikasi bagaimana kelompok teror yang telah melemah secara signifikan di Suriah itu, akan mampu menghasilkan pil Captagon dalam jumlah besar, dan apalagi menyelundupkannya ke Eropa.

Namun demikian, penulis menyebut bahwa semua pihak dalam konflik Suriah berpotensi terlibat dalam pembuatan obat amfetamin itu. Termasuk, kelompok militan yang berpusat di Lebanon, yakni Hizbullah, yang bersekutu dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Penulis juga mengatakan, ada pasar besar untuk pil Captagon tiruan di Timur Tengah. Namun, tujuan terbesar untuk obat-obatan ini adalah Arab Saudi dan negara-negara Teluk lainnya seperti Uni Emirat Arab (UEA), Qatar, Kuwait, dan Bahrain. Menurut UNODC, pasar untuk obat tersebut juga membuka jalan ke Libya dan Sudan.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: