Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sepakat! BPPT-Pindad Bangun Mobile Laboratorium Bio Safety Level2

Sepakat! BPPT-Pindad Bangun Mobile Laboratorium Bio Safety Level2 Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

PT Pindad (Persero) menjalin kerja sama dengan BPPT di bidang pengkajian, penerapan dan perekayasaan teknologi yang ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (NK) oleh Direktur Utama PT Pindad (Persero), Abraham Mose dan Kepala BPPT, Hammam Riza di Bandung, Kamis (2/7/2020).

Kerja sama ini bertujuan untuk melakukan pengkajian dan penerapan teknologi di Indonesia dalam rangka menunjang pengembangan dan pembangunan industri nasional.

Setelah penandatanganan NK juga dilaksanakan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang pengembangan dan penerapan teknologi desain, enjiniring dan manufaktur Mobile Laboratorium Bio Safety Level 2 (BSL-2) berbasis kendaraan bus. 

Baca Juga: Jokowi Gelar Karpet Merah Buat AS-Korea Pindah, 4.000 Ha Bos!!

Baca Juga: Eudan! 564 Komisaris BUMN Rangkap Jabatan, Ini Revolusi Nguntal?

Perjanjian ini bertujuan untuk ikut mendorong mewujudkan kemandirian ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang Kesehatan khususnya teknologi pengembangan Lab Mobile (BSL-2) berbasis kendaraan Bus. Ruang lingkup PKS meliputi penyusunan detail engineering design, manufaktur prototype, melakukan pengujian, dan pengembangan produk.

Abraham Mose menyampaikan apresiasi atas kerjasama yang dilakukan Pindad dengan BPPT selama ini. Pertemuan ini juga dalam rangka membangun Lab Mobile (BSL-2) yang sangat dibutuhkan dalam kondisi pandemic Covid-19.

“Banyak sekali kerjasama, kontribusi dan support dengan BPPT. Hari ini lebih spesifik lagi dalam rangka kerjasama, salah satunya pembangunan Lab Mobile (BSL-2). Pembangunan mobile laboratory merupakan terobosan yang sangat baik, melihat kondisi saat ini sehingga pengerjaannya harus segera dilaksanakan dan diharapkan dapat memberikan manfaat yang banyak, Kita akan push internal Pindad supaya mempercepat produksinya,” katanya.

Abraham mengaku Pindad diminta untuk bersama dengan Kementerian Pertahanan dan Kementerian Perindustrian untuk menggunakan alat-alat pertanian dan alat-alat berat produksi Pindad untuk pembukaan lahan baru di Kalimantan yang merupakan program pemerintah untuk mendukung ketahanan pangan.

Adapun, Kepala BPPT, Hammam Riza menyampaikan maksud pelaksanaan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama ini yang merupakan salah satu upaya dalam membangun inovasi anak negeri untuk percepatan penanganan Covid-19. 

“Covid-19 membutuhkan proses untuk ditangani, dicegah, diputus rantai penyebarannya melalui pengujian sampel SWAB yang kita kenal dengan PCR test. Untuk melaksanakan PCR test ini kita membutuhkan sarana laboratorium untuk melaksanakan testing dan tracing terutama daerah yang menjadi epicentrum dan jauh yang selama ini butuh waktu untuk hasil pengujiannya 7 - 14 hari,” jelasnya.

Menurutnya, Lab Mobile (BSL-2) mengikuti standard dari WHO dan Kementerian Kesehatan yang menjamin kemanannya, akurat dan harus bisa tersertifikasi. Alhamdulillah model pertamanya sudah digunakan untuk pengujian PCR secara massal yang kemarin juga dihadiri oleh Kasad, Jenderal TNI Andika Perkasa. BPPT ingin melakukan hilirasi dan membutuhkan mitra terpercaya yang memiliki kemampuan yaitu Pindad. 

"Kami harapkan dengan kemampuan Pindad dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas dari Lab Mobile (BSL-2) yang kemudian rencananya akan disebar di seluruh Provinsi yang ada di Indonesia,” ujarnya.

BPPT juga terus mendorong upaya membangun ekosistem seperti begitu pentingnya kedaulatan, kemandirian pangan dan kesehatan. Penggeraknya, inovatornya akan datang dari industri-industri strategis, salah satunya Pindad. 

Pada kesempatan yang sama dilaksanakan juga penandatanganan kontrak payung tentang produksi, penyediaan paket kelengkapan produk dan layanan purna Mobile Laboratorium Bio Safety Level 2 (BSL-2). Kontrak Payung ditandatangani oleh Direktur Utama Pindad, Kepala Pusat Pelayanan Teknologi, Yenni Bakhtiar.

Perjanjian ini bertujuan untuk ikut mendorong mewujudkan kemandirian manufaktur produk dalam bidang Kesehatan khususnya teknologi Mobile Biosafety Level 2 Laboratory.

"Ruang lingkup perjanjian meliputi produksi produk Mobile Biosafety Level 2 Laboratory, penyiapan kelengkapan produk, penyediaan layanan purna jual," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: