"Saya melihat, ada pendekatan ke arah situ baik langsung maupun melalui putra putri KH. Ma'ruf Amin yang ada di Demokrat dan PKB. Upaya masuk kabinet lewat koalisi partai pendukung akan sangat sulit jadi kenyataan. Saya kira Jokowi tidak akan salah ambil Menteri. Ibu Megawati pun pasti akan lebih waspada kok. Karena bukan tidak mungkin Mega akan meninggalkan Jokowi," kata Saiful.
Masih menurut Saiful Anam, orang terdekat di lingkaran Jokowi perlu mengingatkan, bagaimana konstalasi politik ketika Megawati menjadi Presiden dan SBY menjadi Menkopolkamnya.
"Namun, kemudian SBY malah menjadi pemenang pada Pilpres 2004. Saat itu, saya kira ibu Megawati merasa 'dikhianati' oleh SBY saat itu."
Saiful mengungkapkan perkiraannya bahwa hingga saat ini masih ada keengganan komunikasi politik antara Megawati terhadap SBY. Torehan yang begitu mendalam akibat peristiwa politik masa lampau yang sulit terlupakan.
"Ke depan, Ibu Megawati juga berkepentingan bahkan berkewajiban menjaga kecemerlangan karier politik Puan Maharani, yang sampai saat ini masih on the track. Tentu beliau tidak ingin putrinya yang sudah begitu panjang berjuang dan mengabdi mendapatkan hambatan menuju puncak karier politiknya, dengan kata lain tidak ingin masuk lubang yang sama untuk kedua kalinya," jelas Saiful.
"Perhitungan saya, jika Jokowi akan mengangkat AHY jadi menteri, itu seperti membesarkan anak macan yang bisa menerkam PDI Perjuangan pada Pilpres 2024 mendatang. Upaya AHY masuk ke kabinet akan terganjal kisah 2004 tersebut, dan tentu akan memecah belah parpol koalisi pemerintah," ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti