Mentan Syahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa saat ini ketahanan pangan nasional memiliki tantangan yang kuat. Utamanya pada masa pandemi ini. Menghadapi ancaman krisis pangan dunia akibat pandemi Covid-19, melaksanakan program pertanian dibutuhkan kerja sama yang kuat dari pemerintah pusat dan daerah.
Hal ini ditekankan Mentan saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional (Musrenbangtannas) 2020 di Auditorium Utama, Kantor Pusat Kementerian Pertanian melalui video conference, Senin (13/7/2020).
Baca Juga: Mentan Dorong Perusahaan Anggrek Buka Akses ke Seluruh Dunia
Pertemuan yang dihadiri para pemangku kepentingan pertanian se-Indonesia ini, baik secara daring maupun langsung, mengangkat tema pertanian yang maju, mandiri, modern dan langkah percepatan pemulihan ekonomi serta kesejahteraan petani pascapandemi Covid-19.
"Bisakah ini hanya pemerintah pusat, hanya daerah saja? Tidak bisa. Pertanian membutuhkan kebersamanan. Semua memiliki harapan dan cita-cita yang sama. MT II ini tugas bangsa, tugas nasionalisme," ungkap Mentan.
Syahrul menyebutkan, meski dilaksanakan secara virtual, mulai tanggal 13 Juli sampai17 Juli 2020 itu, harus sesuai dengan sasaran prioritas pembangunan pertanian nasional, walaupun telah banyak dilakukan pemotongan anggaran pelaksanaan kegiatan Kementerian Pertanian.
"Tidak banyak orang yang tahu apa yang kita lakukan, tapi kita tahu persis, mempersiapkan bukan hal yang mudah. Banyak yang tidak paham dengan pemotongan anggaran, tapi kita tetap menciptakan ketersediaan pangan, itu salah satu yang harus kita lakukan," tambah Syahrul.
Hasil akhir diharapkan Mentan dapat melahirkan target komoditas strategis nasional dan dapat diturunkan hingga ke tingkat provinsi dan kabupaten. Dirinya meminta untuk segera menyusun rencana kerja yang realistis, berdasarkan target yang telah ditetapkan.
Serupa penyampaian Mentan, Ketua Komisi IV DPR-RI Sudin meminta pelaksanaan program pertanian berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah ditentukan, sebagai langkah percepatan pemulihan ekonomi, serta kesejahteraan petani pascapandemi Covid-19.
"Dari Musrenbang ini, saya berharap kepada Kementerian Pertanian agar perencanaan dan kegiatan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Karena untuk menjaga ketersediaan pangan, memberikan stimulus ekonomi kesejahteraan bagi petani," papar Sudin.
Sementara itu, tahun 2021 merupakan tahun pertama implementasi dari restrukturisasi program. Di antaranya lima program, yaitu: (1) Ketersediaan, Akses, dan Konsumsi Pangan yang Berkualitas; (2) Nilai Tambah dan Daya Saing Industri; (3) Riset dan Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi; (4) Pendidikan dan Pelatihan Vokasi; dan (5) Dukungan Manajemen. Kegiatan ini merupakan restrukturisasi 12 program sebelumnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum