Hanya sehari sebelum penutupan pangkalan, Taliban meledakkan bom mobil di fasilitas pemerintah di Ibu Kota provinsi Samangan, Aybak, dekat kantor Direktorat Keamanan Nasional (NDS), sebuah badan intelijen utama. Setidaknya 11 personel keamanan tewas dan 63 warga sipil terluka, termasuk anak-anak.
Melonjaknya kekerasan di seluruh negara yang menargetkan pasukan Afghanistan kemungkinan merupakan taktik untuk mendorong pemerintah agar membebaskan hampir 600 tahanan Taliban sebelum kelompok itu mempertimbangkan langkah-langkah untuk mengakhiri perang berusia hampir dua dekade di wilayah tersebut.
"Kami mengutuk serangan hari ini. Penggunaan bahan peledak utama untuk meledakkan kendaraan di ibukota provinsi tidak dapat diterima dan akan memperkuat mereka yang menentang perdamaian dan bermain di tangan para perusak. Semua pihak harus mengurangi kekerasan," tweet Khalilzad.
"Kekerasan telah tinggi, terutama dalam beberapa hari & minggu terakhir. Warga Afghanistan terus mati dalam jumlah besar tanpa alasan. Serangan Taliban hari ini di Ibu Kota provinsi bertentangan dengan komitmen mereka untuk mengurangi kekerasan sampai gencatan senjata permanen dicapai dalam pembicaraan intra-Afghanistan, " dia menambahkan.
Al Jazeera melaporkan, menurut angka yang diberikan oleh kedua pihak, pemerintah Afghanistan telah membebaskan 4.199 tahanan Taliban dan Taliban membebaskan 779 anggota pasukan pemerintah.
Meskipun pertukaran tahanan di kedua belah pihak seperti yang disebut dalam kesepakatan AS-Taliban, pembicaraan untuk kesepakatan damai bersama telah macet. Seharusnya pembicaraan intra Afghanistan dimulai pada bulan Maret.
"Ketika kami melihat ke fase implementasi berikutnya berdasarkan perjanjian, pendekatan kami akan tetap berdasarkan kondisi," kata Khalilzad.
"Kami akan mendesak penyelesaian pembebasan tahanan, pengurangan kekerasan, pengiriman lengkap komitmen CT dan mulai dan kemajuan dalam negosiasi intra-Afghanistan," tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: