Kemenkeu menyebut perekonomian RI secara keseluruhan akan sangat ditentukan oleh pemulihan di kuartal ketiga dan keempat. Hingga saat ini pemerintah masih akan menggunakan skenario pertumbuhan ekonomi 2020 di level minus 0,4% hingga 2,3%.
Selain tantangan ekonomi yang dihadapi oleh Indonesia saat ini, tantangan politik juga menghadang pemerintahan Presiden Jokowi. Mulai dari penolakan penetapan Omnibus Law dari berbagai lapisan masyarakat dan kritik masyarakat terhadap penanganan pandemi Covid-19.
"Terlebih lagi pada September, akan ada hajatan besar pilkada serentak di Indonesia. Partai-partai politik akan berlomba untuk mencari dukungan publik supaya calon-calonnya bisa menang di pilkada. Ini akan menjadi modal besar untuk Pemilu 2024. Tantangan tersebut tentunya membawa gejolak tersendiri bagi penentuan arah kebijakan politik di Indonesia," kata Paulus.
Dia menuturkan, DBS Asian Insights Conference merupakan salah satu bentuk komitmen Bank DBS Indonesia sebagai lembaga perbankan yang digerakkan oleh tujuan menciptakan keseimbangan ekonomi dan lingkungan.
"Menjadi bank yang digerakkan oleh tujuan yang berkesinambungan merupakan DNA dari Bank DBS Indonesia. Kami terus berinovasi untuk menjadi bank yang mengedepankan keseimbangan antara ekonomi, sosial, serta lingkungan melalui produk dan pelayanan perbankan kami untuk mempermudah nasabah melakukan kegiatan perbankan sekaligus memberikan dampak sosial melalui aktivitas perbankan bersama kami," tutupnya.
Asal tahu saja, pembicara yang turut hadir di DBS Asian Insights Conference, antara lain Piter Abdullah, Research Director CORE Indonesia; Burhanuddin Muhtadi, Executive Director Indonesian Political Indicator; Gita Syahrani, Lingkar Temu Kabupaten Lestari; Fitrian Ardiansyah, Direktur Yayasan Inisiatif Dagang Hijau, serta Agus Sari, CEO Landscape Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: