Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kasus Corona Tembus 2 Juta, Bolsonaro Dirongrong Rakyat Brasil

Kasus Corona Tembus 2 Juta, Bolsonaro Dirongrong Rakyat Brasil Kredit Foto: Reuters/Adriano Machado
Warta Ekonomi, Rio De Janiero -

Brasil mencapai 2 juta kasus virus corona pada Kamis (16/7/2020), dengan sedikit tanda bahwa tingkat peningkatan akan melambat. Publik pun semakin marah dengan cara Presiden Brasil Jair Bolsonaro menangani wabah tersebut.

Tercapainya dua juta kasus itu hanya 27 hari sejak Brasil mencapai satu juta kasus. Dalam beberapa pekan terakhir, terdapat hampir 40.000 kasus baru per hari, menurut data pemerintah.

Baca Juga: Brasil Masih Kelimpungan Soal Corona, Kini Kebakaran Landa Amazon

Sebagai perbandingan, 43 hari dibutuhkan antara 1 juta dan 2 juta kasus yang dikonfirmasi di Amerika Serikat (AS), di mana kasus berkurang pada Mei dan meningkat lagi pada Juni.

Saat ini Brasil memiliki kasus Covid-19 terbanyak kedua di dunia setelah AS. Kasus yang dikonfirmasi di Brasil totalnya 2.012.151, dengan korban meninggal sebanyak 76.688 orang.

Brasil merupakan negara terbesar di Amerika Latin, dengan sekitar 210 juta penduduk atau sekitar dua per tiga dari total populasi AS. Di Brasil dan AS, kasus meledak saat virus muncul di sejumlah wilayah baru yang jauh dari kota-kota besar.

Respon terhadap wabah di berbagai negara bagian di Brasil buruk karena kurangnya koordinasi dari pemerintah federal. Meski terjadi penyebaran virus yang cepat, Bolsonaro mendorong pemerintah lokal mencabut pembatasan lockdown.

Karena ditekan pemerintah pusat, banyak gubernur dan walikota melonggarkan pembatasan dalam beberapa pekan terakhir hingga memicu wabah lebih besar.

Survei menunjukkan popularitas Bolsonaro merosot selama pandemi. Warga Brasil yang menganggap pemerintah buruk atau mengerikan meningkat menjadi 44%. Jumlah itu naik dari 38% pada April dan 36% pada Desember.

“Pemerintah tidak tanggap meski krisis kesehatan. Mereka berpikir lebih banyak tentang uang daripada tentang orang,” kata Rafael Reis of Rio de Janeiro yang kehilangan ibunya yang sakit.

“Mereka meremehkan penyakit itu. Mereka tidak mempercayainya. Mereka ingin semua orang kembali ke jalanan,” ujar dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: