Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Seorang YouTuber Sebar Virus Corona saat Syuting di Jepang

Seorang YouTuber Sebar Virus Corona saat Syuting di Jepang Kredit Foto: The Yomiuri Shimbun/Takashi Ozaki
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kasus virus corona atau Covid-19 di Jepang meningkat signifikan hinggga 23.802 orang. Laporan terakhir menyebutkan pusat infeksi virus ini paling banyak berada di Prefektur Yamaguchi, Honshu. Yamaghuchi sendiri merupakan pulau terbesar dan terpadat di Jepang, dan menjadi rumah bagi Ibu Kota Tokyo.

Pemerintah setempat mengonfirmasi setidaknya terdapat tiga kasus baru yang meliputi dua orang pria dan satu wanita. Kedua pria itu dilaporkan melakukan kontak dengan seorang Youtuber yang diketahui sebagai pemilik akun 'Hezu Maryu'.

Baca Juga: Tudingan Tajam Jepang: China Pakai Covid untuk Klaim Teritorial

Kedua pria itu diduga terinfeksi di Prefektur Aichi pada 15 Juli lalu setelah sebelumnya bertemu dengan sang YouTuber pada 10 Juli. Sementara pasien wanita yang terkonfirmasi positif kebetulan memang berada di restoran yang sama.

Dalam sebuah konferensi pers, Gubernur Yamaguchi Tsugumasa Muraoka pun menjelaskan telah melakukan tracing di sejumlah tempat yang sempat dikunjungi kedua pria tersebut. Muraoka juga mengimbau kepada warga lokal yang melakukan kontak dengan mereka untuk segera menghubungi fasilitas kesehatan dan rumah sakit.

Sejak akhir pekan lalu, Prefektur Yamaguchi telah mencatat 40 kasus baru, termasuk kasus-kasus yang ditemukan di pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Jepang. Awal pekan ini, sebuah keluarga asal AS dilaporkan positif corona setelah berbohong tentang rencana perjalanan mereka di Jepang.

Ketiganya diketahui terbang dari AS ke Bandara Haneda Tokyo pada hari minggu lalu dan ternyata positif terinfeksi virus corona. Kendati demikian mereka berhasil lolos dengan alasan akan langsung menuju pangkalan militer menggunakan mobil sewaan.

Selidik punya selidik, ketiganya malah terbang ke Bandara Iwakuni Kintaikyo pada Senin lalu. Mereka nekat melanggar sejumlah protokol kesehatan dan kebijakan pemerintah Jepang untuk tidak menggunakan transportasi umum.

“Ini adalah situasi yang sangat mengecewakan. Kami telah meminta pihak Amerika Serikat untuk memberikan hukuman yang tegas, agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” kata Menteri Pertahanan Jepang, Taro Kono, seperti dikutip dari Okezone, Sabtu (18/7/2020).

Buntut dari kasus ini, pemerintah Prefektur Yamaguchi menegaskan akan melacak warga yang melakukan kontak langsung dengan ketiga WNA tersebut. Terkhusus pada kedua penerbangan dan transportasi umum yang sempat ditumpangi mereka.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: