Ironi Program Nuklir Iran: Diciptakan dan Juga Diributkan AS
Iran punya uang untuk mengeksploitasi pengetahuan dan mengembangkan sains. Pemerintah Shah mengirim puluhan siswa Iran kuliah di Massachusetts Institute of Technology (MIT) dan belajar teknik nuklir pada pertengahan 1970-an.
"Mayoritas orang yang kembali ke negara itu dan mulai menjalankan program nuklir dilatih di MIT," kata Vaez.
Baca Juga: Kerja Sama Diteken, Benarkah Iran Jual Pulau ke China?
Ada momentum pada 1970-an ketika para pejabat AS berpikir mereka mungkin membuat kesalahan. Mereka khawatir Iran akan menjadi salah satu negara yang akan mengembangkan senjata nuklir.
Diplomat-diplomat AS mulai bernegosiasi untuk membatasi program nuklir Iran. Mereka menghadapi masalah bahwa Iran di bawah Syah bersikeras mereka memiliki hak sama untuk memgembangkan tenaga nuklir seperti negara mana pun.
"Shah sangat terkenal dengan mengatakan kecuali Iran tidak diperlakukan sebagai negara kelas dua, dia akan mencari vendor alternatif dan dia tidak akan bekerja dengan perusahaan AS untuk memperoleh teknologi nuklir Iran."
Iran membeli pembangkit nuklir dari Jerman Barat dan Prancis. Reaktor riset di Universitas Teheran terus bekerja.
Setelah Shah digulingkan pada 1979, di bawah pemerintahan Islam baru yang dipimpin oleh Ayatollah Ruhollah Khomeini, ribuan orang berkumpul di universitas setiap hari Jumat dan mengarahkan tikar doa mereka ke arah Makkah.
"Universitas Teheran berada di episentrum upacara doa usai Sholat Jumat," kata Vaez. "Dan [itu] juga terkenal sebagai episentrum nyanyian 'Kematian bagi Amerika' yang terdengar setiap hari Jumat selama doa."
Ulama yang berkuasa awalnya tidak merangkul infrastruktur nuklir negara yang ada, kata Vaez. Malah Imam Khomeini ingin menjadikan situs nuklir sebagai tempat penyimpanan gandum.
Khomeini melihat program nuklir Iran sebagai simbol pengaruh Barat dan tidak tertarik untuk mengejar itu, setidaknya pada awalnya. Sebaliknya, kampanye "Racun Barat" begitu kuat di Iran.
"Racun Barat" adalah istilah yang dibuat dan digunakan Iran untuk menunjukkan pengaruh Barat yang merusak yang harus ditolak.
"Ayatollah Khomeni mengatakan pembangkit listrik tenaga nuklir yang belum selesai di Bushehr harus digunakan sebagai silo untuk menyimpan gandum," kata Vaez.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: