Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 0.56% atau 28.48 poin ke level 5.051,11 dengan saham-saham sektor aneka industri -1.62% dan Pertambangan -1.25% yang menjadi penekan pergerakan IHSG. Hal tersebut disebabkan oleh turunnya rata-rata harga komoditas tambang.
Head of Research Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi mengungkapkan bahwa tak hanya itu, IHSG juga dipengaruhi oleh angka penyebaran virus corona atau Covid-19 di Indonesia yang semakin lama semakin membengkak.
“Total jumlah kasus penyebaran virus corona di Indonesia yang telah menyalip China juga menjadi salah ssatu faktor pemberat IHSG,” katanya, dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (20/7/2020).
Baca Juga: Ekonomi RI Diprediksi Minus Nyaris 5%, IHSG Berakhir Nahas!
Sementara itu, Indeks saham sektor pertanian berhasil melejit 2.99% setelah harga CPO berhasil naik diatas 2.600 riggit per mton. Dimana, Investor asing melakukan aksi beli bersih sebesar Rp243.57 miliar dengan saham BBCA dan ICBP yang mulai dibeli investor asing.
“Asinng membukukan beli bersih meskipun nilai tukar rupiah masih melemah setengah persen kelevel Rp14.785 per USD,” terangnya.
Baca Juga: Waspadalah! IHSG Bakal Parkir di Zona Merah Pekan Ini
Ia pun memprediksikan bila secara teknikal IHSG berpotensi melanjutkan penguatannya menguji support dengan support resistance 4994-5076. “Saham-saham yang masih dapat dicermati secara teknikal diantaranya AALI, BNGA, KLBF, MIKA, SMGR, dan TOWR,” pungkas Lanjar.
Adapun, bursa Asia ditutup bervariasi diawal pekan dengan Indeks Nikkei (+0.09%), TOPIX (+0.20%) dan CSI300 (+2.98%) naik sedangkan indeks HangSeng (-0.24%) turun. Bursa Tiongkok naik signifikan setelah diguyur deretan data positif sejak pekan lalu. Investor terlihat wait and see pada penularan coronavirus gelombang kedua.
Lalu, bursa Eropa dibuka melemah dengan indeks Eurostoxx (-0.62%), FTSE (-0.93%) dan DAX (-0.32%) turun. Meskipun eurostoxx menguat kelevel tertinggi dalam empat bulan terakhir setelah para pemimpin regional membuat kemajuan dalam menegosiasikan paket stimulus bersejarah untuk ekonom yang telah terkena dampak dari pandemi. Di Eropa, upaya terus menyepakati paket stimulus 750 miliar euro ($ 856 miliar), di tengah perbedaan mengenai seberapa banyak dana pemulihan harus didistribusikan melalui hibah versus pinjaman berbunga rendah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait: