Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Belanja Pemerintah Kok Lamban Padahal Bisa Selamatkan Ekonomi Lho

Belanja Pemerintah Kok Lamban Padahal Bisa Selamatkan Ekonomi Lho Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Minggu (7/6/2020). Nilai tukar rupiah diperkirakan bakal melanjutkan tren penguatan di pekan kedua di Juni 2020 dimana pada penutupan Jumat (5/6), rupiah terapresiasi 1,56 persen atau 218 poin ke level Rp13.878 per dolar AS. | Kredit Foto: Antara/Reno Esnir

"Penyerapan anggaran rendah, termasuk sektor kesehatan dan bansos bermasalah, sistem belanja APBN tidak berubah meskipun situasi tidak normal. Hal ini terlihat pada penyerapan anggaran belanja kementerian dan lembaga yang pada Mei tumbuh -6,1% (yoy)," kata Akhmad.

Karena itu, implementasi kebijakan pemulihan ekonomi nasional perlu lebih fokus pada eksekusi yang lebih cepat. Mengingat kasus Covid-19 masih menunjukkan tren peningkatan, maka kebijakan penangan kesehatan perlu menjadi fokus utama kebijakan fiskal pemerintah.

"Selain itu, pemerintah perlu membenahi alokasi belanja perlindungan sosial, di antaranya memperbaiki mekanisme penyalurannya dan data penerimanya," tambahnya.

Sebagai informasi, per Juni 2020, dari total anggaran bansos yang mencapai Rp 203,90, realisasinya baru 28,6%. Rendahnya serapan tersebut terutama terjadi pada Program Kartu Pra Kerja dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari Dana Desa.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: