Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Benarkah China Sponsori Peretasan Riset Vaksin Covid-19?

Benarkah China Sponsori Peretasan Riset Vaksin Covid-19? Kredit Foto: Reuters/Kacper Pempel

Mengapa China dituduh mensponsori mereka?

Tim jaksa mengatakan kedua pria itu kadang kala beraksi demi kepentingan mereka sendiri termasuk pada ketika mereka mengklaim memiliki informasi rahasia sebuah perusahaan kemudian meminta uang tebusan dari perusahaan tersebut.

Namun, pada kesempatan lain, mereka dituding "mencuri informasi yang jelas merupakan kepentingan" pemerintah China.

Baca Juga: Gawat, China Gak Terima Penumpang Pesawat Luar Negeri Tanpa...

Kedua orang itu, menurut laporan dakwaan, "bekerja dengan, dibantu oleh, dan beroperasi dengan mematuhi" MSS.

Mereka diduga mencuri data militer dan memberikan pemerintah China informasi mengenai password para pegiat demokrasi di Hong Kong dan mantan demonstran Lapangan Tiananmen.

"Bersama Rusia, Iran, dan Korea Utara, China telah mengambil tempat pada kelompok negara memalukan yang memberikan tempat perlindungan bagi penjahat siber. Sebagai balasannya, para penjahat itu 'siap dipanggil' untuk bekerja demi keuntungan negara, demi memenuhi rasa lapar Partai Komunis China yang tak pernah puas pada properti intelektual perusahaan Amerika dan non-China yang diperoleh secara susah payah, termasuk riset Covid-19," papar John Demers, asisten jaksa agung di bidang keamanan nasional, pada Selasa (21/7/2020).

Pemerintah China belum memberikan tanggapan atas tuduhan ini, tapi sebelumnya mereka telah membantah tudingan mengenai pencurian properti intelektual.

Awal bulan ini, Direktur FBI Christopher Wray menuduh China mengerahkan "segenap kekuatan negara untuk menjadi satu-satunya negara adidaya di dunia dengan cara apapun".

"Kami telah mencapai titik di mana FBI kini membuka kasus kontraintelijen baru yang terkait China setiap 10 jam," kata Wray.

"Dari hampir 5.000 kasus aktif kontraintelijen yang berlangsung di seluruh negeri, hampir setengahnya terkait China."

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: