Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta, Abdul Aziz, meminta pengusaha hiburan malam untuk bersabar. Sebab, kalau hiburan malam dibuka maka corona bakal lebih mengamuk lagi.
"Bersabarlah. Semua dalam kondisi sulit. Pahami juga ini demi kepentingan mereka. Bagaimana jika muncul klaster baru," kata Abdul Aziz.
Dia mengimbau pengusaha dan pekerja hiburan malam paham kondisi sulit ini. Jika dibuka di tengah pandemi belum melandai, justru membahayakan diri mereka sendiri.
Ancam Demo Besar
Ketua Umum Asphija, Hana Suryani, mengaku sudah banyak pengusaha yang rugi dan gulung tikar karen tak mampu membayar sewa gedung dan ruko. Adapun, yang bertahan harus mengeluarkan biaya tambahan.
Belum lagi usaha yang berdampingan dengan hiburan malam pada tutup. Hana mengancam bakal menggelar aksi massa lebih besar jika Pemprov Jakarta tidak segera membuka tempat hiburan malam.
"Mestinya minggu ini sudah ada keputusan. Kalau tidak, kalau sampai diulur-ulur terus, kami akan unjuk rasa gelombang kedua yang jauh lebih besar," ujar Hana di Balai Kota, Jakarta Pusat.
Pemprov DKI Jakarta, lanjut Hana, sudah diskriminatif. Hiburan malam ditutup, sedangkan restoran dan warung makan sudah buka. Pengawasannya pun dinilai lembek. Buktinya masih banyak yang melanggar protokol kesehatan.
Selain itu, tempat hiburan malam yang tidak ada izin usahanya bebas beroperasi dan melanggar. Meskipun dia tak menampik sudah ada teguran dan penyegelan bagi yang melanggar. Hana memberi garansi, pengelola dan pengunjung tempat hiburan di bawah naungannya akan menerapkan protokol kesehatan Covid-19 dengan ketat.
"Pemprov Jakarta tak pernah memberikan solusi yang jelas. Usaha hiburan selalu disudutkan oleh tuduhan negatif tentang pelanggaran yang tak pernah kami perbuat. Padahal pengusaha dan karyawan hiburan sangat siap dan proaktif dalam menjalankan protokol yang sudah disepakati," papar Hana.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: