Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Struktur Bata Kuno Muncul, Diduga Jejak Peninggalan Mataram Kuno

Struktur Bata Kuno Muncul, Diduga Jejak Peninggalan Mataram Kuno Para arkeologis melakukan survei jalan-jalan kuno suku Maya dari udara. | Kredit Foto: Live Science/University of Miami
Warta Ekonomi, Malang -

Masyarakat kembali menemukan struktur bata kuno di Desa Langlang, Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Temuan struktur ini diduga dibangun sejak masa Kerajaan Mataram Kuno.

Pelaksana Tugas (Plt) Kasi Perlindungan Pengembangan dan Pemanfaatan, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur (Jatim), Nugroho Harjolukito mengatakan, lembaganya pada dasarnya belum bisa secara mutlak memperiodisasi temuan struktur bata kuno di Desa Langlang, Singosari, Kabupaten Malang. Namun, dari sisi penyusunan material bata dipastikan memiliki ketebalan tidak biasa. Dimensi lebarnya 28 centimeter (cm), panjang 38 cm dan tebal 10 cm. 

Baca Juga: Pedang-pedang Legendaris Sepanjang Sejarah Manusia

temuan-struktur-bata-kuno-di-desa-langlang-singosari-kabupaten_200723172403-661.jpg

Dimensi struktur bata menunjukkan telah dibangun sebelum masa Kerajaan Singasari. Bahkan, susunannya kemungkinan besar berasal dari masa Mataram Kuno yang berpindah di Jawa Timur (Jatim).

"Berdasarkan penemuan Malang sisi utara hingga ke arah Batu itu merupakan satu kawasan linear terhadap sebaran pada masa-masanya Mpu Sendok," ucap Nugroho saat ditemui wartawan di Desa Langlang, Singosari, Kabupaten Malang, Kamis (23/7/2020).

Berdasarkan pengamatan, BPCB menduga struktur bata tak mempunyai keterkaitan dengan penghunian, tapi aktivitas religi di masa lampau. Dari sisi orientasi, struktur bata kemungkinan menghadap ke arah timur di mana terdapat Gunung Arjuno. Sesuai aktivitas kehidupan, arah timur juga berarti lokasi munculnya matahari terbit.

Untuk aspek pelestarian dan penyelamatan, BPCB akan berupaya melihat potensi struktur lebih mendalam. Bentuk dan susunan struktur bata akan menjadi pijakan tahap pelestarian selanjutnya.

"Jadi akan ada aspek pengembangannya juga kalau ini punya potensi yang bisa dimanfaatkan untuk pariwisata misalnya," katanya.

BPCB belum memastikan jadwal ekskavasi terhadap temuan struktur bata di Desa Langlang, Singosari, Kabupaten Malang. Timnya harus menyusun program terlebih dahulu setidaknya dalam waktu dua bulan. Selain itu, ia juga masih harus menunggu lahan kering demi keberhasilan ekskavasi.

"Kalau tanah itu kering kita gali akan lebih mudah (memperoleh) artefak yang tercecer karena tanahnya tidak bercampur. Kita harapkan seperti itu jadi kita tunggu musim kering. Yang penting tidak sampai memasuki musim hujan," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: