Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PDIP Sulit Berkoalisi dengan PKS dan Demokrat Karena...

PDIP Sulit Berkoalisi dengan PKS dan Demokrat Karena... Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan

Sebelumnya, Djarot mengatakan PDIP tidak ingin berkoalisi dengan partai di luar pemerintahan. Dua di antaranya, PKS dan Demokrat. Ketua DPC Demokrat Kota Gunungsitoli, Herman Jaya Harefa mengatakan, ucapan Djarot sangat menghina Demokrat.

"Penolakan koalisi itu adalah penghinaan kepada kader dan Partai Demokrat," ujar Herman.

Herman mengatakan keputusan Demokrat berada di luar pemerintahan adalah keputusan berdemokrasi. Adalah salah bila Djarot menafsirkan sebagai "balas dendam" politis.

"Alasan Djarot bahwa Demokrat tidak berada dalam koalisi pemerintahan, harusnya dapat dipahami sebagai pilihan politik dalam berdemokrasi, bukan balas dendam politik," ujarnya.

Wakil Ketua DPRD Kota Gunungsitoli itu mengatakan semua partai berideologi Pancasila. Tidak boleh ada partai merasa lebih Pancasilais dari partai lain. "Semua partai politik memiliki hak dan kewajiban sama dalam membangun bangsa," ujarnya.

Herman menilai ucapan Djarot itu harus disikapi secara tegas oleh DPP. Salah satunya memutuskan tidak berkoalisi dengan PDIP di Pilkada Kota Gunungsitoli. Lagipula, tambahnya, berkoalisi dengan PDIP di Pilkada Kota Gunungsitoli tidak akan menguntungkan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Pilpres 2024. Termasuk, bagi kader yang tengah membesarkan Demokrat di kota itu. 

"Atas nama seluruh kader Demokrat, khususnya di Kota Gunungsitoli, meminta Pak AHY tidak merekomondasi kader PDIP. Kader Demokrat memiliki harga diri sehingga calon diusung diharapkan dari kader internal partai," tandasnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: