Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menko Airlangga: Indonesia Punya Peluang Lolos dari Jurang Resesi

Menko Airlangga: Indonesia Punya Peluang Lolos dari Jurang Resesi Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengaku khawatir Indonesia masuk ke jurang resesi. Pasalnya, angka pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal kedua 2020 ini diprediksi akan terjun ke zona minus. Pada kuartal pertama tahun ini, ekonomi nasional memang masih mampu tumbuh positif di angka 2,97 persen.

Namun, berjalan ke kuartal kedua 2020, pertumbuhan ekonomi diprediksi merosot jauh. Anjloknya kinerja pertumbuhan ekonomi ini disebabkan oleh pandemi corona yang sempat menghentikan banyak sektor usaha dan menekan daya beli masyarakat.

"Di kuartal kedua kita sangat khawatir karena sudah berada di posisi minus pertumbuhan ekonomi. Harus hati-hati mengelola dan memanajemen krisis ini agar urusan kesehatan dan ekonomi bisa berjalan beriringan," jelas Jokowi.

Baca Juga: Banyak Negara Resesi, Mata Tertuju ke Sri Mulyani

Presiden pun meminta seluruh kementerian untuk mengebut belanja. Menurutnya, belanja pemerintah adalah satu-satunya roda penggerak perekonomian nasional di saat rantai permintaan, pasokan, dan produksi goyah akibat pandemi corona. Kinerja cepat seluruh kementerian diperlukan demi menyelamatkan laju pertumbuhan ekonomi yang terancam minus.

"Kunci penyelamatan ekonomi ada pada kuartal III-2020 ini. Bila pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal III bisa bertahan di rentang positif maka risiko resesi bisa jauh berkurang," ujar Jokowi.

Seperti diketahui, Korsel masuk ke jurang resesi pertama kalinya dalam 17 tahun terakhir. Tercatat, Produk Domestik Bruto (PDB) Korsel minus 1,3 persen pada kuartal I-2020, lalu kembali terjun 3,3 persen pada kuartal II.

Ini adalah pertama kalinya ekonomi Korea Selatan menyusut selama dua kuartal berturut-turut sejak 2003 dan penutunan kuartalan adalah yang paling curam sejak 1998.

Ekspor Korea Selatan (Korsel) turun 16,6 persen dan impor turun 7,4 persen. Konsumsi swasta meningkat 1,4 persen karena pengeluaran yang lebih tinggi untuk barang tahan lama, seperti mobil dan peralatan rumah tangga.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: