Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kisah Orang Terkaya: Michael Bloomberg Si Raja Media Keuangan AS

Kisah Orang Terkaya: Michael Bloomberg Si Raja Media Keuangan AS Kredit Foto: Republika

Lalu pada Januari 2014, Bloomberg mengundurkan diri dari tugas politiknya dan menghabiskan tahun itu dengan fokus pada upaya filantropisnya sebelum kembali sebagai CEO Bloomberg L.P.

Tahun 2016, menjelang pemilihan Presiden AS 2016, Bloomberg dianggap mencalonkan diri sebagai pihak ketiga yang independen, takut calon dari partai Demokrat dan Republik terlalu ekstrem dan akan mematikan banyak pemilih, sebelum ia secara resmi mengingkari pengejaran masalah ini pada Maret 2016.

Pada 27 Juli 2016, Bloomberg berbicara di Konvensi Nasional Demokrat dan mendukung Hillary Clinton.

"Ketika saya memasuki bilik suara setiap kali, saya melihat kandidat, bukan label partai," kata Bloomberg dalam pidatonya.

"Ada saat-saat ketika saya tidak setuju dengan Hillary Clinton. Tetapi izinkan saya memberi tahu Anda, apa pun ketidaksetujuan kita, saya datang ke sini untuk mengatakan: Kita harus mengesampingkannya demi kebaikan negara kita. Dan kita harus bersatu di sekitar kandidat yang dapat mengalahkan demagog berbahaya," katanya, merujuk pada Donald Trump saat itu.

Meskipun Bloomberg tidak dapat mencegah pemilihan kepada Trump, ia kemudian menemukan solidaritas yang menentang tindakan presiden.

Setelah Trump mengumumkan bahwa ia menarik AS dari Perjanjian Paris pada Juni 2017, mantan walikota segera mengumpulkan koalisi para pemimpin yang berpengaruh dan mengumumkan bahwa Bloomberg Philanthropies akan menyediakan dana hingga USD15 juta (Rp217 miliar) dalam pendanaan untuk menebus hilangnya sumber daya Amerika.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: