Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Refleksi Kurban: Semangat Saling Menguatkan Hadapi Ancaman Resesi

Refleksi Kurban: Semangat Saling Menguatkan Hadapi Ancaman Resesi Kredit Foto: Khairunnisak Lubis
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Perdagangan (Kemendag) tahun ini melaksanakan kurban sebagai rangkaian peringatan Iduladha. Sebanyak 64 ekor sapi dan 28 ekor kambing dipotong untuk kurban.

Menteri perdagangan Agus Suparmanto dan Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga turut menyumbang hewan kurban masing-masing satu ekor kurban sapi. Kurban akan dibagikan kepada para dhuafa serta tenaga kebersihan dan tenaga keamanan di lingkungan Kemendag.

Baca Juga: Canggih, Masjid di Medan Bagikan Daging Kurban dengan Barcode

Jerry mengatakan, kurban merupakan upaya untuk menumbuhkan solidaritas. Menurutnya, kurban adalah ibadah sosial yang punya makna dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Apalagi dalam masa krisis karena pandemi Covid-19 ini. Menurutnya, kurban menumbuhkan solidaritas; ada nilai saling menolong dan saling menguatkan.

"Nah, inilah yang sangat diperlukan oleh bangsa Indonesia, khususnya di masa pandemi ini. Kita saling menguatkan dan terus bekerja agar bisa melalui pandemi ini dengan baik," katanya, Selasa (4/8/2020).

Lebih lanjut Jerry juga mengatakan bahwa semangat inilah yang saat ini juga dipunyai oleh Kementerian Perdagangan. Kemendag menjadi bagian tak terpisahkan dalam mitigasi dan pemulihan ekonomi Indonesia. Fokus utamanya menurut Wamendag ada dua.

Pertama, upaya untuk menjaga agar distribusi barang dan jasa yang dibutuhkan dengan harga yang stabil dan stoknya selalu tersedia. Yang kedua, menjaga agar pasar sebagai fungsi ekonomi masyarakat terus bisa berjalan.

Jerry mengatakan, pasar adalah nadi perekonomian Indonesia. Kalau pasar berhenti tentu akibatnya akan sangat luas dan dalam perekonomian masyarakat. Masyarakat tidak bisa memasarkan produksi barang maupun jasa. Akibatnya, ekonomi bisa berhenti.

"Tentu arti pasar dalam hal ini luas ya, pasar rakyat, pasar modern, dan pertokoan hingga pasar berjangka," sambung Jerry.

Namun begitu, menurut Wamendag, upaya untuk menjaga pasar pada masa pandemi ini bukan hanya tanggung jawab Kemendag. Dikaitkan dengan otonomi daerah, Pemerintah Daerah turut berperan. Demikian juga dengan kementerian dan lembaga lain. Pasar menurutnya adalah muara dari kegiatan ekonomi, banyak aspek dan pihak yang berkaitan.

Selain itu, peran masyarakat sendiri sebagai pelaku dan pemanfaat dari pasar. Agar pasar tetap bisa berjalan, masyarakat harus menjaga diri; harus menerapkan protokol kesehatan dengan disiplin. Dengan begitu, dari segi kesehatan tetap bisa berjalan, di samping tentu saja dalam aspek ekonomi.

"Ada yang harus dijaga lebih hati-hati yaitu kesehatan itu sendiri. Yang penting semua aman," kata Jerry.

Untuk itu, Jerry akan terus memperkuat koordinasi antarkementerian dan lembaga serta sosialisasi kepada masyarakat. Jerry yakin bahwa meskipun tidak selancar seperti biasanya, penerapan protokol kesehatan bisa menekan potensi resesi ekonomi Indonesia.

Disiplin dalam new normal itu penting agar Indonesia tidak resesi. Apalagi banyak negara dan kawasan sudah mengumumkan resesi. Terakhir Jerman dan Uni Eropa. Jerry mengajak kepada semua pihak untuk bersama-sama agar Indonesia bisa terhindar dari resesi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: