Angkatan Udara Pasukan Bela Diri Jepang (JASDF) mengambil langkah cepat sebagai jawaban ancaman Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA), yang makin hari makin meninggi. Yang terbaru, JASDF menandatangani perjanjian modernisasi sejumlah unit jet tempur F-15J.
Dalam laporan yang dikutip dari BulgarianMilitary.com, perusahaan Jepang, Mitsubishi Heavy Industries, menggandeng perusahaan produsen pesawat asal Amerika Serikat (AS), Boeing. Perjanjian sudah ditandatangani antara kedua belah pihak untuk meningkatkan kualitas puluhan jet tempur F-15J milik Angkatan Udara Pasukan Bela Diri Jepang.
Baca Juga: Serangan Jet Tempur Israel Sukses Dihalau Rudal-rudal Suriah
Laporan lainnya dari Defense News menyebut, akan ada 98 unit pesawat tempur J-15J yang berfungsings sebagai pesawat penghadang (interceptor) yang dimodernisasi.
Kementerian Pertahanan Jepang dikabarkan menggelontorkan dana sebesar US$4,5 miliar, atau senilai dengan Rp65,9 triliun untuk memuluskan langkahnya memodernisasi 98 unit jet F-15J.
Nantinya, Boeing akan mempublikasikan dua pesawat J-15J ke konfigurasi Japan Super Interceptor (JSI) dan sejumlah perlengkapan darat yang diperlukan.
Beberapa fitur baru yang akan melengkapi F-15J adalah radar Raytheon AN/APF-82 (v) 1, sistem radio elektronik dan sistem senjata. Kabarnya juga, ada 103 unit set radar baru yang akan ditambahkan ke sejumlah unit F-15J.
Untuk sistem persenjataan, F-15J akan dilengkapi dengan rudal AFGM-158 yang merupakan rudal Udara ke Darat (JASSM). Ada kemungkinan lain yang menyebut pesawat-pesawat ini akan menambahkan rudal AIM-120 setelah F-15 dimodifikasi.
Secara keseluruhan, Angkatan Udara Pasukan Bela Diri Jepang memilki sekitar 200 unit F-15 dalam versi kursi tunggal dan ganda. Meskipun punya banyak, pesawat tempur F-15 tak memiliki banyak peran di sistem pertahanan Jepang dan penghadang pesawat musuh.
Dalam laporan pada 20 Juli 2020, sejumlah unit F-15J dikerahkan Angkatan Udara Pasukan Bela Diri Jepang untuk berpatroli di wilayah udara Kepulauan Senkaku.
Reaksi Jepang ini tak lepas dari aksi unjuk kekuatan China yang kerap mengirim jet-jet tempurnya ke dekat Kepulauan Senkaku, wilayah Jepang yang disengketakan China.
Semula, China mengirim pesawat-pesawat militernya dari Pangkalan Militer di Provinsi Fujian. Akan tetapi, militer China justru memindahkan lokasi lepas landas pesawat-pesawat militernya dari Provinsi Zhejiang. Itu berarti, lokasi take-off pesawat-pesawat militer China lebih dekat dengan Kepulauan Senkaku.
Pangkalan Militer di Provinsi Zhejiang sendiri berjarak 380 kilometer dengan pulau-pulau yang masuk ke dalam wilayah Jepang. Dengan jarak tersebut, jet tempur China, Shenyang J-11, dalam waktu hanya 20 menit.
Menurut data yang didapat dari Departemen Pertahanan Jepang, tercatat ada 638 kali insiden penerobosan yang dilakukan jet-jet tempur China ke wilayah Jepang secara ilegal pada tahun 2018, dan 675 kali pada 2017.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: