Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ditimpa Krisis, Lebanon dan Hizbullah Berpaling ke China?

Ditimpa Krisis, Lebanon dan Hizbullah Berpaling ke China? Kredit Foto: Foto/REUTERS

Antara belanja infrastruktur dan restrukturisasi anggaran 

Maret silam Lebanon mendeklarasikan tidak mampu menyicil tunggakan utang pemerintah. 

"Akibatnya perusahaan barat enggan berinvestasi selama belum tercapainya kesepakatan dengan IMF," kata ekonom Libanon Hasan Moukalled. 

Menurutnya, ini yang membedakan dengan perusahaan-perusahaan China. Godaan Beijing terasa lebih memikat lantaran menjanjikan proyek-proyek mercusuar seperti pembangunan infrastruktur baru. 

Sementara negosasi dengan IMF berpusat pada mitigasi defisit anggaran dan mengembangkan kerangka kerja untuk reformasi strutural pada perekonomian nasional. 

Tujuhbelas kali pemerintah Lebanon dan IMF sudah bertemu sejak pertengahan Mei lalu. Tapi tidak satu pun perundingan membuahkan kemajuan.  

Moukalled yang sudah berulangkali mengunjungi China antara 2018 dan 2019, mengklaim proyek infrastruktur yang dijanjikan China bernilai 12,5 miliar dolar AS. 

Investasi itu dinilai juga mengandung motivasi politik, mengingat posisi strategis Libanon sebagai pintu masuk ke Timur Tengah bagi Beijing, dan juga Rusia. 

Iran juga sempat ikut menawarkan bantuan, namun ditolak Beirut yang tidak ingin memprovokasi Amerika serikat. 

“Kami memahami kebutuhan Lebanon atas kucuran dana. Mereka membutuhkan investor,” kata Duta Besar AS untuk Lebanon, Dorothy Shea, kepada stasiun televisi Arab Saudi, Al-Hadath. 

Tapi kebergantungan terhadap Cina “akan berdampak pada stabilitas dan kemakmuran jangka panjang Libanon, dan tentunya terhadap hubungan dengan Amerika Serikat.” 

Duta Besar Rusia, Alexander Zasypkin, sebaliknya mengklaim Rusia, China, Suriah, Iran dan Irak akan membantu Lebanon. Menurutnya, jika barat menolak membantu, “alternatif untuk merapat ke timur semakin mendesak.”

Ketika melawat ke Lebanon pekan lalu, Kepala Komando Pusat Militer AS, Jenderal Kenneth McKenzie, ditanya tentang upaya negara-negara Arab mencekati China sebagai sumber investasi. “Anda mendapat sesuai yang Anda bayar, cuma itu yang bisa saya katakan,” jawabnya. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: