Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

KSDI Kolaborasikan Pemerataan Teknologi ke Desa

KSDI Kolaborasikan Pemerataan Teknologi ke Desa Kredit Foto: KSDI

Dan sebagai langkah konkritnya, koperasi yang diawasinya ini pun baru baru saja menggelar pelatihan online untuk menjawab tantangan tadi, yaitu dengan sebuah program kolaborasi antara koperasi dan teknologi.

Untuk diketahui, fakta bahwa mayoritas masyarakat saat ini mengalami masalah terkait penyediaan kuota internet Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara Daring (dalam jaringan) atau online bukan isapan jempol belaka.

Sudah banyak kisah perjuangan anak dan orangtua mencari rupiah guna membeli kuota internet agar bisa belajar secara online.

Siti Hidayati di Serpong, Tangerang Selatan misalnya. Anak umur 12 tahun ini harus begadang setiap malamnya bersama kakak perempuannya membantu sang nenek membuat olahan makanan tradisional untuk dijual di pasar Serpong.

Siti yang kini sekolah di sebuah SMP di kawasan Serpong diberi Rp10 ribu oleh sang nenek hasil keuntungan jualan makanan tradisionalnya guna membeli kuota internet, agar tetap bisa belajar secara daring.

Lalu ada Sulis Wulandari, Titania Asahro dan Eliana Purnamasari di Surabaya yang harus berjualan koran di pagi dan malam hari guna memenuhi kebutuhan kuota belajar daringnya yang tiap minggunya butuh Rp20-30 ribu.

Dan yang terbaru adalah Darwin Jazilin (12). Bocah kelas 1 SMP di Sukaharjo ini harus rela membagi waktu belajar dan bermainnya untuk berjualan guna membantu orangtuanya berjualan cilok agar bisa membeli kuota internet.

Darwin mulai berjualan pada pukul 13.00 WIB sampai pukul 15.30 WIB. Ia berjualan siang lantaran saat pagi hari, ia harus mengerjakan tugas terlebih dahulu.

"Jualan jam satu siang, biasanya sampai sore baru pulang," ujar Darwin.

Setiap harinya, Darwin mengambil Rp 20.000 untuk membeli kuota dan juga jajan adiknya. Dari Rp 20.000 itu, ia membeli kuota Rp 11.000 setiap harinya.

Sejak awal pembelajaran daring, Darwin mengalami kesulitan mengerjakan tugas sekolah lantaran harus menggunakan HP ayahnya yang kerap dibawa untuk bekerja.

"Ngerjainnya pagi, tapi kalau Bapak berangkat dibawa Bapak karena punya HP satu," ucapnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: