Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gawat, Pentagon Mulai Buka Suara Soal Situasi di LCS

Gawat, Pentagon Mulai Buka Suara Soal Situasi di LCS Kredit Foto: CSIS Asia Maritime Transparency Initiative (AMTI)
Warta Ekonomi, Washington -

Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Mark Esper menyatakan keprihatinannya terkait aktivitas "destabilisasi" Beijing di dekat Taiwan dan Laut China Selatan (LCS) dalam panggilan telepon dengan Menteri Pertahanan China Wei Fenghe. Demikian pernyataan yang dikeluarkan Pentagon.

Seruan itu muncul karena hubungan AS-China dengan cepat memburuk tahun ini karena berbagai masalah termasuk penanganan Beijing terhadap virus Corona, pembuat peralatan telekomunikasi Huawei, klaim teritorial China di Laut China Selatan, dan tindakan keras terhadap Hong Kong.

Baca Juga: China Terus Mainkan Isu di LCS, Pesan Malaysia Bijak Juga

"Menteri Esper juga mengomunikasikan pentingnya RRC (Republik Rakyat China) mematuhi hukum, aturan, dan norma internasional serta memenuhi komitmen internasionalnya," kata juru bicara Pentagon Jonathan Hoffman kepada wartawan, seraya menambahkan bahwa panggilan telepon tersebut berlangsung selama satu setengah jam.

Dia mengatakan Esper juga menegaskan kembali pentingnya hubungan yang konstruktif dan stabil seperti dilansir dari Reuters, Jumat (7/8/2020).

Kantor berita China, Xinhua, mengkonfirmasi pembicaraan via telepon keduanya.

“Wei mendesak pihak AS untuk menghentikan kata-kata dan perbuatan yang salah, meningkatkan manajemen dan pengendalian risiko maritim, menghindari mengambil tindakan berbahaya yang dapat meningkatkan situasi, dan menjaga perdamaian dan stabilitas regional,” kata kantor berita resmi China, Xinhua.

Ini tampaknya menjadi panggilan telepon pertama antara keduanya sejak Maret.

China pada Kamis mengancam akan mengambil tindakan balasan atas perjalanan ke Taiwan yang dilakukab Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS Alex Azar, ketika negara pulau yang diklaim China itu bersiap untuk menerima kunjungan resmi tingkat tertinggi pertama AS dalam empat dekade.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: