Sebuah konspirasi besar tentang pertumpahan darah di Suriah perlahan mulai terbongkar. Dan yang mengejutkannya, nama putra mahkota Kerajaan Arab Saudi, Mohammed bin Salman diduga menjadi aktor dari perang di negara itu.
Konspirasi itu dibongkar mantan perwira intelijen Arab Saudi, Saad al-Jabri melalui gugatan yang diajukan ke Pengadilan Amerika Serikat.
Baca Juga: Mantan Intel Arab Saudi Korek Bobroknya Mohammed bin Salman
Dalam dokumen yang diajukan ke Pengadilan, al-Jabri mengungkapkan bahwa Pangeran Mohammed merupakan aktor yang membuat militer Rusia ikut terlibat dalam perang di Suriah.
Disebutkan, dikutip dari Al Arabiya, Minggu (9/8/2020), putra Raja Salman itu telah berbicara dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin untuk terlibat dalam perang Suriah. Semua itu terjadi pada 2015.
Pangeran Mohammed dikatakan mendorong Rusia untuk mendukung pemerintah Suriah untuk menghajar para pemberontak. Dan benar saja, setelah itu Rusia masuk bersama tentaranya ke Suriah. Padahal menurut al-Jabri, Arab Saudi selama ini mendukung kubu pemberontak Suriah.
Menurut al-Jabri, ketika itu Amerika belum tahu tentang konspirasi jahat Pangeran Mohammed itu. Negara Adi Kuasa itu baru tahu setelah al-Jabri membicarakannya ke Direktur Badan Intelijen Pusat (CIA), John Brennan, saat itu al-Jabri memang ikut dalam dua rapat dengan CIA. Dan Brennan marah besar dengan konspirasi Pangeran Mohammed itu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto