Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Roman Abramovich, Anak Yatim Piatu yang Kini Berharta Rp185 T

Roman Abramovich, Anak Yatim Piatu yang Kini Berharta Rp185 T Kredit Foto: Media Indonesia
Warta Ekonomi, Jakarta -

Raja minyak Rusia, itulah julukan yang kerap disandang oleh Roman Abramovich dari sebelum ia terkenal sebagai pemilik klub sepakbola ternama Liga Premier Inggris, Chelsea. Pemilik nama lengkao Roman Abramovich Arkadyevich ini lahir pada tanggal 24 Oktober 1966 di sebuah keluarga Yahudi di Lithuania.

Meski saat ini ia menjadi miliarder yang ditaksir Forbes memiliki kekayaan hingga USD12,5 miliar (Rp185 triliun), sejak kecil ia telah menjadi anak yatim piatu.

Baca Juga: Gokil! Kekayaan Mark Zuckerberg Tembus Rp1.400 T

Ibunya, Irina Abramovich Ostrowski, meninggal sebelum Roman berumur dua tahun. Ayahnya, Arkady Abramovich, tewas dalam kecelakaan konstruksi kurang dari dua tahun kemudian.

Roman pun dibesarkan oleh kakek dari pihak ayah dalam iklim Arktik yang dingin dari kampung halaman mereka di Lithuania. Roman Abramovich belajar di Institut Industri di Ukhta sebelum dia masuk menjadi seorang tentara Uni Soviet. Setelah kembali dari pelatihan tentara, Abramovich kemudian belajar di Moscow State Auto Transportasi Institut.

Sejak kecil, Abramovich menunjukkan kesukaan yang tidak biasa dari anak-anak seusianya saat itu. Dia memiliki insting bisnis sejak anak-anak. Sejak remaja, ia bahkan telah menjual mainan dan ban mobil ketika. Uang hasil jualannya itu ia gunakan untuk menambah uang saku ketika menempuh pendidikan tinggi.

Ketika mengenyam pendidikan di Moskow Auto Transport Institute tahun 1987, Abramovich juga memulai perusahaan kecil yang memproduksi mainan plastik. Perusahaannya terus berkembang hingga menjadi perusahaan The Comfort Co-op.

Pada tahun 1995, ia bertemu Boris Berezovsky dan mereka bersama menjadi pemegang saham pengendali di perusahaan minyak 'Sibneft' dengan nilai USD100 juta (Rp1,4 triliun saat ini).

Setelah mencapai sukses besar dengan Sibneft, Roman mulai mengamati industri aluminium Rusia yang dikenal sebagai sektor yang sangat menguntungkan di masa itu.

Pada tahun 2003, Roman Abramovich mendapatkan popularitas yang luas di masyarakat di luar Rusia setelah ia membeli klub sepak bola Inggris, Chelsea, yang pada saat itu berada di ambang kehancuran.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Bagikan Artikel: