Indonesia didaulat menjadi lokasi pertama bagi Crown Group untuk memperkenalkan proyek hunian terbarunya, bahkan mendahului Sydney dan Melbourne.
Secara historis semenjak tahun 90-an, masyarakat Indonesia lebih mengenal kota Melbourne dibandingkan kota Sydney. Bahkan, jumlah siswa Indonesia yang melanjukan studinya di Melbourne.
Baca Juga: Ya Tuhan, Pandemi Makin Gempur Sektor Properti Tanah Air
"Saya kira wajar apabila kami memperkenalkan proyek Melbourne di Indonesia terlebih dahulu dibandingkan Sydney," demikian diungkapkan Direktur Pemasaran dan Penjualan Crown Group Indonesia, Tyas Sudaryomo dalam webinar bersama media di Bandung, Rabu (12/8/2020).
"Bahkan saya punya keyakinan jika penjualan proyek hunian pada tahun 2020 ini, Indonesia akan melebihi Sydney jelas alumnus University of Sydney ini," tambahnya.
Melbourne yang merupakan ibu kota negara bagian Victoria merupakan kota dengan pertumbuhan jiwa tercepat di Australia semenjak tahun 2011 dengan rata-rata pertumbuhan penduduk mencapai 2,55% per tahun.
Sementara dalam 12 bulan terakhir, pertumbuhan di kota terbesar kedua di Australia tersebut mencapai 2,65% dan penduduk Melbourne diperkirakan akan mencapai 5 juta jiwa pada tahun 2030.
Tyas menyebutkan yang perlu diketahui adalah pertumbuhan penduduk di kota Melbourne dipengaruhi oleh arus migrasi yang cukup deras baik dari internasional maupun domestik
“Tidak mengherankan, karena Melbourne juga menjadi Worlds Most Liveable Cities selama 2 tahun terakhir oleh Economist Intelligence Unit (EIU) Global Liveability Index," tandasnya.
Adapun, Sales Manager Crown Group Indonesia, Reiza Arief, menambahkan bahwa daya tarik lain yang dimiliki oleh ibu kota negara bagian Victoria ini karena telah dikenal sebagai kota pendidikan di Australia. Kota dimana institusi pendidikan terbaik di negara Kanguru berada
Melbourne University, RMIT, Monash, Swinburne, Deakin adalah beberapa institusi pendidikan terbaik di Australia. Oleh sebab itu, kenapa Melbourne lebih popular bagi masyarakat Indonesia terutama mereka yang merupakan first time buyers/investors
“Dan satu hal yang juga menarik dari Melbourne adalah, living cost yang lebih rendah dibandingkan Sydney. Semua ini mengakibatkan booming industri properti di kota itu namun dengan harga per meter persegi yang lebih rendah dibandingkan Sydney sebagai kota terbesar di Australia," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Principal and Partner SGS Economic Planning, Terry Rawnsley menjelaskan pada tahun 2018-2019 kontribusi Melbourne terhadap pertumbuhan ekonomi Australia mencapai 39,8%, yang merupakan kontribusi terbesar dari seluruh wilayah Australia. Sementara GDP Melbourne pada periode yang sama mencapai Rp3,690 triliun.
"Meskipun terjadi penutupan sektor manufaktur, kami mencermati bahwa pertumbuhan GDP Melbourne selama empat tahun terakhir adalah yang terkuat dalam kurun waktu 15-20 tahun," ungkapnya
Hal ini disebabkan karena terjadi perubahan ekonomi yang substansial dari industri manufaktur ke jasa keuangan, professional, konstruksi dan layanan kesehatan yang saat ini menjadi kontribusi terbesar perekonomian Melbourne.
"Dengan kondisi ini Melbourne jelas menempel ketat Sydney sebagai lokomotif ekonomi Australia jelas Rawnsley,"u jarnya.
Terry menambahkan proyek perdana Crown Group di Melbourne ini merupakan hunian vertikal karya Koichi Takada yang terinspirasi dari bentuk lipatan pita ini yang menginterpretasikan kawasan Southbank sebagai distrik seni terkenal di Melbourne.
Hunian vertikal yang berdiri di 175 Sturt Street, Southbank ini terdiri dari dua menara ini akan menampilkan 144 unit apartemen mewah yang terdiri dari studio, 1, 2 dan 3 kamar tidur.
"Lokasi strategis ini berada tepat di depan penghentian trem dan hanya berjarak 5 menit dari Australian Centre of Contemporary Art dan 15 menit dari Crown Casino yang merupakan entertainment complex terbesar di Melbourne," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil