Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ketika Vaksin Rusia Picu Keraguan Dunia Internasional

Ketika Vaksin Rusia Picu Keraguan Dunia Internasional Kredit Foto: Creative Commons

Para ilmuwan di seluruh dunia telah memperingatkan bahwa meskipun kandidat vaksin terbukti berhasil, akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengetahui berapa lama perlindungan tersebut akan bertahan.

"Masih terlalu dini untuk benar-benar menilai apakah itu akan efektif, apakah itu akan berhasil atau tidak," kata  peneliti senior kesehatan global di Universitas Southampton,  Dr. Michael Head.

Rusia tentu tidak sendirian memandang vaksin dalam sudut pandang perlombaan bergengsi. Cina sebagai negara yang pertama kali melaporkan virus korona juga berlomba untuk membuat kemajuan dalam pembuatan vaksin.

Sebuah perusahaan milik negara mengklaim bahwa karyawannya, termasuk para eksekutif atas, menerima suntikan percobaan, bahkan sebelum pemerintah menyetujui pengujian pada manusia.

Sedangkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berharap sukses besar dengan kehadiran vaksin yang terus ditekan untuk segera selesai. Diharapkan warga AS dapat mendapatkan suntikan sebelum Hari Pemilu pada November yang bisa memberikan efek kuat untuk hasil pemilihan presiden berikutnya.

Dengan perlombaan vaksin, publik memang sangat ingin mendapatkan suntikan tersebut karena kematian global akibat virus melampaui 730.000 jiwa. Beberapa mengatakan akan mencoba vaksin milik Rusia asalkan disetujui oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) dan Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA).

"Aku tidak tahan lagi. Aku jadi gila. Saya tidak berpikir CDC atau FDA akan menyetujui sesuatu yang tidak akan berhasil," ujar warga Maryland di Washington, AS, Fernanda Henderson.

Tapi, ahli imunologi, Vesna Jezic, kemajuan yang sangat cepat terhadap vaksin ini mencurigakan. Pengumuman Putin tentang vaksin tersebut menjadi alasan untuk meragukan.

"Bisa dibayangkan kami tidak mempercayai apa pun yang berasal dari Rusia," katanya.

Presiden Rusia mungkin menghadapi keraguan serupa di rumah. Frye mencatat Jajak Pendapat Gallup 2018 yang menunjukkan bahwa negara-negara bekas Soviet memiliki tingkat sentimen anti-vaksinasi tertinggi di dunia.

"Kalau ternyata tidak berhasil, itu akan menjadi kondisi buruk yang nyata,"ujar Jezic.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: