Jika ditelusuri asal usul lahan sawit di Indonesia berdasarkan data citra satelit, ternyata kurang dari 20 persen lahan sawit di Indonesia yang berasal dari konversi hutan eks-logging menjadi kebun sawit.
Sementara sisanya berasal dari konversi lahan sektor lain (yang jauh sebelumnya telah dikonversi menjadi non-hutan seperti lahan transmigrasi dan lahan terlantar/semak belukar). Data tersebut semakin meyakinkan bahwa perkebunan kelapa sawit bukan pemicu utama bahkan secara neto tidak berasal secara langsung dari hutan.
Berbeda dengan kegiatan logging yang mendegradasi ekonomi dan ekologi, perkebunan kelapa sawit hadir sebagai jawaban untuk menghijaukan kembali ekonomi dan ekologi Indonesia, khususnya daerah eks-logging.
Dengan kata lain, apabila kegiatan logging di masa lampau menyisakan emisi karbondioksida dari pemanfaatan kayu yang besar, mematikan proses produksi oksigen, serta mengurangi biomassa hutan, perkebunan kelapa sawit justru melakukan hal sebaliknya.
Jika kegiatan logging mengakibatkan sumber daya daerah terkuras, menciptakan kemiskinan hingga mematikan ekonomi daerah, perkebunan kelapa sawit justru mereinvestasikan modal, menciptakan pendapatan, menurunkan kemiskinan, mendekatkan sumber-sumber ekonomi bagi masyarakat lokal, dan menggerakkan serta mengembangkan perekonomian daerah dan nasional.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Rosmayanti