"Untuk mengantisipasi potensi ketidakpastian ekonomi ke depan, kami juga membangun pencadangan untuk memastikan terjaganya kualitas aset. Per Juni 2020, rasio coverage CKPN konsolidasi kami berada di kisaran 195,5%," katanya.
Meski meningkatkan pencadangan, Royke menjelaskan, pihaknya memastikan bahwa likuiditas perseroan berada pada level yang aman dan dapat mendukung skenario ekspansi perseroan.
Hal ini didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) konsolidasi yang mencapai 15,82% secara yoy menjadi Rp976,6 triliun, di mana komposisi dana murah mencapai 61,9%.
Dengan berbagai strategi bisnis tersebut, Royke menyebutkan, pihaknya bersyukur karena mampu menjaga kinerja perseroan dengan pencapaian aset konsolidasi sebesar Rp1.359,4 triliun atau meningkat 10,02% yoy dan membukukan laba bersih konsolidasi triwulan II-2020 sebesar Rp10,3 triliun.
"Kita sama-sama berharap bahwa berbagai kebijakan pemerintah yang didukung oleh berbagai elemen bangsa, termasuk industri keuangan, akan dapat menggeliatkan kembali perekonomian domestik," kata Royke.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: