Bank Indonesia (BI) diduga mengambil keuntungan dari penerbitan uang khusus Kemerdekaan ke-75 Indonesia dengan pecahan Rp75.000. Menurut informasi yang beredar, BI dinilai untung Rp5,6 triliun dengan diterbitkannya uang khusus sebanyak 75 juta lembar.
Menanggapi hal itu, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Onny Widjanarko, membantah kabar tersebut. Sebab, pihaknya dalam mencetak uang tak pernah berorientasi kepada membuat keuntungan.
Baca Juga: Gak Usah Cemas Kehabisan Uang Baru Rp75 Ribu, Karena ....
"Seperti layaknya bank sentral lainnya, BI bukan profit making oriented. Utamanya, BI lebih melaksanakan amanat dan layanan masyarakat tanpa hitung-hitung dulu di depan untung atau rugi. Harapan saya, menyikapi rumor tersebut, melihatnya jangan sepotong-sepotong," kata Onny saat dihubungi, Kamis (20/8/2020).
Menurut dia, ketika sebuah uang tercetak itu memerlukan biaya yang banyak untuk didistribusikan kepada masyarakat.
"Setelah cetak uang itu ada biaya yang banyak juga, gudangnya, pegawainya, ongkos angkutnya darat, laut, udara hingga ke pelosok yang remote, alat-alatnya mesin hitung, mesin sortasi, alat cek uang palsu," ujarnya.
Dia menegaskan, terkait tudingan mencari untung, itu sama sekali tak ada dalam rencana BI ketika hendak menerbitkan uang kertas tersebut.
"Dalam soal ini cari untung itu enggak pernah jadi tujuan, enggak jadi rencana dan enggak ada di pikiran BI. Yang penting rupiah terdistribusikan dengan baik untuk masyarakat banyak," kata dia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: