Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ambisi Gibran Tiru Jejak Sang Ayah, Mungkinkah Semulus Jalan Tol?

Ambisi Gibran Tiru Jejak Sang Ayah, Mungkinkah Semulus Jalan Tol? Kredit Foto: Antara/Mohammad Ayudha
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Solo 2020 dianggap bukan kompetisi yang imbang. Sampai saat ini baru ada dua bakal pasangan calon (bapaslon) yang bakal bertarung di Pilkada Solo, yakni Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan pasangan independen Bagyo Wahyono-FX Suparjo (Bajo).

Pakar politik dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Muhammad Da'i mengatakan, pasangan Gibran-Teguh telah mendapatkan dukungan dari Partai Golkar, Partai Gerindra, Partai Amanat Nasional (PAN), serta Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Hanya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang belum menentukan sikap. Menurutnya, hal itu menjadi realitas politik yang tidak bisa ditampik.

Da'i menilai Pilkada Solo pada Desember 2020 nanti bukan kompetisi yang imbang. Sebab, jika melihat kekuatan yang sudah ada, maka dipastikan pasangan Gibran-Teguh searah hitungan matematis akan mudah untuk memenangkan Pilkada Solo 2020.

Baca Juga: Gibran Jarang Olahraga: Pagi sampai Malam Kan Blusukan Terus

Baca Juga: Lagi Digembleng PDIP, Gibran Rupanya Suka Latihan Tinju

"Tentu ini menjadi semacam peristiwa politik yang sebetulnya kalaupun toh menang, menangnya mungkin kurang membanggakan karena kompetisi yang dihadapi bukan kompetisi yang terlalu sulit. Hal ini juga menimbulkan keprihatinan dari berbagai pihak," terang Da'i saat dihubungi Republika, Senin (24/8/2020).

Di samping itu, Da'i menyatakan kemenangan tersebut juga tidak sepenuhnya mencerminkan harapan warga Solo. Dia menyebut survei yang dilakukan musisi Iwan Fals melalui Twitter terkait peluang kemenangan Gibran-Teguh jika melawan kotak kosong dalam Pilkada 2020. Ternyata, survei tersebut dimenangkan kotak kosong.

"Artinya sistem politik model kita ini tidak bisa 100 persen mencerminkan harapan warga. Menang iya tetapi apakah sepenuhnya mencerminkan harapan Kota Solo itu tidak. Tapi itu realitas politik yang kita hadapi," imbuh Wakil Rektor Bidang Akademik UMS tersebut.

Karenanya, Da'i berharap agar ketika nantinya Gibran-Teguh terpilih menjadi pemimpin Kota Solo harus mampu membuktikan diri. Keduanya diminta bekerja keras untuk membuktikan kapasitas mereka dalam memimpin Kota Solo.

"Apalagi kalau Gibran punya orientasi jangka panjang di luar Solo, ya harus membuktikan diri bahwa keterpilihannya bukan keterpilihan yang dipaksakan, tetapi karena dia punya kapasitas dan kapabilitas di Kota Solo. Jangan sampai karena Pak Jokowi Presiden, kalau sudah begitu repot," ujarnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: