Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Alam Sutera Optimis Bisa Jual Properti Hingga Senilai Rp2 Triliun

Alam Sutera Optimis Bisa Jual Properti Hingga Senilai Rp2 Triliun Kredit Foto: Alam Sutera Reality
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) emitenpengembang properti ini masih optimis dapat mencatat marketing sales sebesar Rp2 triliun di sepanjang tahun 2020.

Investor Relations Perseroan, Tassa Remisha, optimistis target pra penjualan tersebut akan tercapai pada tahun ini, mengingat di sepanjang semester I-2020 ASRI telah membukukan marketing sales sebesar Rp 1,4 triliun. Pada periode tersebut, Perseroan telah meluncurkan dua proyek baru yaitu Elevee Promenade dan Weston Lane di kawasan Alam Sutera dan dua cluster baru yaitu Dakota Cluster dan Alam Signature di kawasan Suvarna Sutera.

"Selain dari beberapa cluster yang sudah dan akan kami luncurkan, masih ada beberapaan tambahan dari sarana komersial nantinya untuk mendukung target," katanya, pada Public Expose yang digelar secara virtual di Jakarta, Rabu (28/8/2020).

Baca Juga: Pandemi Covid-19, saatnya Berinvestasi Properti

Sebagai informasi saja, perseroan membukukan penjualan, pendapatan jasa dan usaha lainnya sebesar Rp 919,5 miliar di semester pertama tahun 2020. Adapun komposisi penjualan di semester pertama tahun 2020 yakni Real Estate sebesar Rp 740,4 miliar atau sebesar 81% dari penjualan, Jasa Hospitaliti, Prasarana, Pariwisata dan usaha lainnya sebesar Rp 179,1 miliar atau sebesar 19% dari penjualan.

"Sedangkan komposisi penjualan Real Estat terdiri dari Tanah sebesar Rp 333,5 miliar, Rumah dan ruko sebesar Rp 218,8 miliar, dan Apartemen dan ruangan perkantoran Rp 188,1 miliar," jelas Tassa.

Baca Juga: Kenaikan Harga Melambat, Momentum Tepat Beli Properti

Dimana, laba bruto dan marjin laba bruto ASRI di semester pertama tahun 2020 masing-masing sebesar Rp 460,8 miliar dan 50%. Perseroan mencatatkan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 512,5 miliar. Hal disebabkan oleh adanya kerugian selisih kurs yang belum terealisasi sebesar Rp271,5 miliar. Sementara itu, Utang Obligasi mengalami penurunan dari Rp 7,5 triliun pada semester pertama tahun 2019 menjadi 6,8 triliun pada semester pertama tahun 2020.

"Sementara posisi likuiditas Perseroan (kas dan setara kas serta deposito) terjaga dengan baik sebesar Rp 1,1 triliun."pungkasnya

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: