Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Susi Ikut Protes, Lantang atau Lancang?

Susi Ikut Protes, Lantang atau Lancang? Kredit Foto: Antara/M Agung Rajasa

Dari segi politik, lanjut Hikam, posisi Gibran sangat kuat. Ia didukung partai besar seperti PDIP. Jadi sangat besar kemungkinan untuk menang. Jadi wajar kalau mendapat dukungan secara politik. "Yang agak bermasalah memang dari etik,” ungkap Hikam.

Hikam menilai wajar jika soal etik ini dipermasalahkan seniman dan budayawan. Karena bagi mereka, pencalonan Gibran ini menciderai salah satu amanat reformasi, yaitu memerangi KKN.

Pencalonan Gibran dirasa kurang elok dan dicurigai. "Bagaimanapun, Gibran dengan kapasitas saat ini sangat susah sekali bisa masuk pencalonan kalau bukan seorang anak presiden. Kapasitas dan pengalamannya dalam politik, mengelola masyarakat, masih jauh," paparnya.

Namun, kata Hikam, soal ini kembali lagi pada Jokowi dan Gibran, serta semua partai pendukungnya. "Apakah mereka cukup bisa diyakinkan atau tidak dengan pertimbangan ini," tegasnya.

Pengamat politik dari Universitas Parahyangan Bandung Prof Asep Warlan Yusuf punya pandangan yang lebih tegas dan keras. Dia mengatakan, pencalonan Gibran bukan hanya tidak pantas secara etik tapi lebih filosofi lagi tidak membangun proses demokrasi yang berkualitas.

Menurut Asep, saat ini masyarakat juga merasakan ketidakberesan itu. Wajar kalau mantan pembantu Jokowi seperti Susi dan para seniman memberikan masukan.

Bahkan terkesan lantang dan lancang. "Hemat saya memang sangat penting memberikan kesempatan kepada para calon kepala daerah yang mempunyai kualitas dalam kompetisi yang fair dan terbuka. Tidak memaksakan," kata Asep. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: