Namun, penjelasan dari Pertamina dimentahkan oleh anggota DPR RI Komisi VII yakni Rofiq Hananto.
"Kenapa masyarakat bereaksi keras kerugian Pertamina karena Bapak Komut (Ahok) sebut Pertamina untung walau tidur, penurunan minyak dunia, harga BBM tidak turun, rugi di sisi mana sih, libatkan saja BPK dalam penanganan utang Rp11 triliun," ucap Rofiq Hananto, anggota Komisi VII DPR RI.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menyatakan siap jika BPK dilibatkan untuk mendalami kerugian Pertamina. Hal ini bertujuan agar Pertamina dapat meningkatkan kualitas layanannya.
Dalam menghadapi semester II 2020, Pertamina akan melakukan sejumlah langkah strategis, di antaranya efisiensi capex dan opex sebesar 4,7 miliar dolar AS atau setara Rp70 triliun.
Pertamina juga berupaya menjaga produksi minyak dan gas guna menekan impor dan melakukan negoisasi kontrak dengan mata uang asing untuk dibayar menggunakan rupiah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: