Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menyelami Kisah Pengidap Covid-19 Selama 6 Bulan

Menyelami Kisah Pengidap Covid-19 Selama 6 Bulan Kredit Foto: Reuters/Mario Anzuoni

Lalu, dia mengalami ruam aneh di sekujur tubuhnya atau jari kakinya menjadi merah cerah, dan terkadang dia terbangun dengan rasa sakit menusuk di berbagai bagian tubuhnya.

Monique bercerita, pada suatu malam, ketika dia berbicara dengan temannya di telepon, dia merasakan sisi kanan wajahnya jatuh. Dia langsung pergi ke cermin tapi wajahnya terlihat normal.

Dia juga merasakan sensasi aneh di sekujur tubuhnya. Terkadang terasa seperti seseorang memegang kakinya dengan tangan atau rambut diseret di wajahnya - bahkan di dalam mulutnya.

Monique telah mencoba berkali-kali menjelaskan apa yang terjadi pada dokter. Namun ia hanya diberikan waktu lima hingga 10 menit dan itu tidak cukup.

"Jika mereka berkata kepada saya, `Lihat, Anda terkena Covid, dan kami tidak tahu bagaimana menangani ini,` maka itu akan baik-baik saja," katanya.

Tubuhnya gemetar saat mencoba merangkum bagaimana dia diperlakukan. Dia enggan mengkritik staf kesehatan yang telah memberikan perawatan terbaik, tetapi dia mengatakan bahwa sistem tidak berfungsi untuk orang-orang di posisinya.

Hal itu terjadi sembilan minggu sebelum Monique bisa mendapatkan tes untuk virus corona. Selama waktu itu, dia takut menularkan virus ke orang lain.

Nasihat pemerintah mengatakan untuk mengisolasi selama tujuh hari atau sampai gejala hilang - tetapi bagaimana jika mereka tidak pernah hilang? pikirnya.

Teman-teman sekamarnya telah merancang sistem untuk menghindari kontak di dalam rumah - mereka masing-masing memiliki tempat di lemari es. Kemudian mereka akan pergi ke kamar untuk makan sendiri.

Suatu hari dia pergi mencari udara segar di taman dekat rumahnya dan seorang anak kecil berlari di dekatnya. Monique melompat untuk menjauh dari balita itu. Sang ibu sangat marah. "Anak itu tidak ada di dekatmu!" dia berkata. Monique mencoba menjelaskan, dia tidak takut tertular melainkan takut menularkan virus. Lalu, ibu itu menjawab "orang yang sakit harus tinggal di rumah".

Monique berharap buku hariannya akan membantu orang untuk memahami bahwa tidak semua hal selalu sesederhana itu.

Ketika beberapa teman berusaha keras untuk membantu, Monique menyadari bahwa terdapat orang lain yang merasa muak dan berpikir tidak masuk akal. "Seseorang mengatakan saya menjadi terobsesi dengan Covid," katanya.

Akhirnya, pemerintah Inggris membuka pengujian kepada siapa pun yang menunjukkan gejala. Dia sangat senang, tetapi ada kendala karena harus menggunakan mobil dan ia tidak memilikinya.

Lalu, seorang teman memberinya tumpangan. Monique tidak akan melupakan kebaikan temannya itu yang mempertaruhkan diri untuk menemaninya.

Di tempat tes, ia mengaku ternyata tidak dilayani oleh perawat dan dokter malah oleh tentara. Hasilnya adalah negatif.

Ia lega dengan hasil itu karena tidak akan menulari teman dan keluarganya, namun di sisi lain ia tidak merasa lega dan membaik. "Perasaan menular secara psikologis sangat sulit untuk dihilangkan," tulisnya dalam buku hariannya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: