Militer Yunani Bersiaga Serbu Perbatasan, Erdogan Balas...
Turki dan Yunani sedang bersitegang di perairan Mediterania Timur. Lebih parahnya lagi, Prancis malah ikut-ikutan memanasi suasana dengan mendukung Yunani dengan mengirimkan militernya.
Prancis dilaporkan sedang mengerahkan kapal induk bertenaga nuklir, Charles de Gaulle untuk menghadapi kekuatan militer Turki di Laut Mediterania Timur.
Baca Juga: Erdogan Siap Perang, Uni Eropa dan Yunani Paksa Turki...
Pengerahan militer Prancis menjadi bukti nyata dukungan dari negara-negara Uni Eropa (UE) terhadap Siprus Yunani di Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Yunani yang saat ini sedang disengketakan Turki.
Pada Kamis (3/9/2020) dukungan terhadap Yunani kembali ditegaskan oleh Juru Bicara Komisi Uni Eropa, Peter Stano. Stano menegaskan sikap UE tidak akan berubah di Mediterania Timur.
Uni Eropa tetap mendukung Yunani dan Administratif Siprus Yunani seperti halnya yang telah disampaikan Menteri Luar Negeri Uni Eropa minggu lalu di Berlin, Jerman.
Uni Eropa sebelumnya meminta Turki menghentikan aktivitas militernya di Laut Mediterania. Dengan kata lain Turki harus menyerah dengan dalih menurunkan ketegangan di wilayah tersebut.
"Langkah-langkah pembatasan dapat diadopsi, tetapi kami juga dapat mengikuti jalur perjuangan untuk mengurangi ketegangan melalui dialog dan negosiasi," kata Peter Stano.
Sementara itu, Angkatan Bersenjata Yunani (Hellenic Armed Forces) sudah bergerak mendekati perbatasan Turki ke Pulau Meis, Kastellorizo.
Pergerakan militer Yunani itu menjadi titik awal untuk Yunani menghantam kekuatan militer Turki. Sebab, Pulau Meis hanya berjarak sekitar 2 kilometer dari wilayah selatan pesisir pantai Turki.
Meskipun desakan dari Uni Eropa kian kuat kepada Turki, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada hari Selasa (1/9/2020) kembali menegaskan, pihaknya tidak akan mundur satu langkah pun dari tujuan untuk mengeksplorasi minyak dan gas di Laut Mediterania.
Erdogan menyatakan, aktivitas Turki di Laut Mediterania Timur didasarkan pada pencarian hak dan keadilan.
Meskipun beberapa negara telah berusaha membatasi Turki, lanjut Erdogan, Turki akan memberikan perlawanan terhadap ketidakadilan yang dilakukan oleh negara-negara UE tersebut.
"Ini adalah bukti paling eksplisit dari kesalahan dan ketidakadilan untuk mencoba membatasi Turki. (mereka) mengabaikan ukuran raksasa 780.000 kilometer persegi ke pantainya melalui pulau kecil seluas 10 kilometer persegi (Pulau Meis)," kata Erdogan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: