Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Startup Story: Janji Jiwa, Kopi yang Terjual Jutaan Gelas/Bulan

Startup Story: Janji Jiwa, Kopi yang Terjual Jutaan Gelas/Bulan Kredit Foto: Janji Jiwa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bisnis rintisan kopi lokal menjamur dalam beberapa tahun belakangan; Janji Jiwa dari perusahaan Jiwa Group jadi salah satu pemain yang hadir di pasar sejak 2 tahun lalu.

Sedikit cerita, Pendiri dan Bos Janji Jiwa, Billy Kurniawan merintis Janji Jiwa sejak pertengahan 2018 dengan mengusung konsep kedai kopi grab and go. Awalnya, Billy merintis Janji Jiwa dengan modal awal Rp70 juta; dengan outlet pertama di ITC Kuningan.

“Ketika tahu outlet punya traffic tinggi, harus ada pengembangan berkelanjutan. Artinya, mesti investasi alat yang lebih bagus supaya konsumen tak kecewa,” cerita Billy, seperti dikutip dari DailySocial, Jumat (4/9/2020).

Baca Juga: Startup Story: PasarPolis Dapat Modal Rp800 M, Dipakai Buat Apa?

Baca Juga: Startup Story: Kopi Kenangan, Bisnis Kopi Berbuah Triliunan

Awalnya, ia mengaku hanya bisa menjajakan sekitar 10-20 gelas per hari atau sekitar 600 gelas per bulan. Per akhir 2019, angka penjualan itu telah melejit; dengan rata-rata 5 juta gelas terjual per bulannya.

“Perkembangan ini tak lepas dari strategi kami, dari penyesuaian rasa dengan selera masyarakat lokal, hingga cerita merek,” kata Billy pada kesempatan wawancara pada Desember 2019.

Lebih lanjut, jumlah outlet Janji Jiwa pun sudah beranak-pinak. Pada akhir 2019, jumlahnya masih sekitar 700-an. Nah, saat memeringati ulang tahun kedua pada Juni 2020, Janji Jiwa mengklaim telah memiliki 800 outlet dengan sistem kemitraan.

Dalam keterangan resminya, perusahaan menulis, “dengan lebih 800 jilid yang tersebar di lebih dari 100 kota, Kopi Janji Jiwa telah hadir untuk lebih dari 20 juta pelanggan.”

Selain mengandalkan konsep kemitraan, Janji Jiwa juga mendorong pemasaran lewat media sosial; berkolaborasi dengan para merek lokal. Dengan strategi itu, mereka meminimalkan pengeluaran pemasaran.

Creative marketing itu penting, sebab mesti bisa bertahan dengan modal yang ada saat ini,” kata Billy kemudian.

Di luar saluran penjualan luring, Janji Jiwa juga menjajakan produk di saluran daring, termasuk GrabFood dan GoFood. Asal tahu saja, menurut Billy, pesanan dari saluran daring berkontribusi 30% dari total pemesanan per hari.

Bahkan, saat ini, produk Janji Jiwa juga tersedia di aplikasi Jiwa+. Tak hanya kopi, Jiwa Group juga menjual makanan berupa roti bakar di bawah merek Jiwa Toast lewat aplikasi tersebut.

Nah, pada 2020 ini, Jiwa Group menargetkan bisa membawa merek Janji Jiwa dan Jiwa Toast ke pasar Asia Tenggara.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: