Masih rendahnya tingkat kedisiplinan warga DKI Jakarta akan protokol kesehatan tercermin dari banyaknya dana denda yang telah dikumpulkan oleh Satpol PP DKI Jakarta. Hingga Agustus, Satpol PP DKI telah mengumpulkan dana denda Rp 4 miliar dari para pelanggar protokol kesehatan yang terkena sanksi.
"Kalau nilai Rp4 milliar itu sejak diberlakukan denda ya, denda itu kan berlaku sejak Mei pertama kali saat di Mcd Sarinah ditutup. Jadi, kalau diakumulasikan dari Mei, Juni, Juli, Agustus hingga sekarang September memang kalau di jumlah secara total seperti itu," kata Kepala Satpol PP DKI Jakarta, Arifin, Rabu (2/9).
Arifin menegaskan, pihaknya tetap akan mendisiplinkan masyarakat dengan memberikan denda dan kerja sosial sebagai bentuk sanksi kepada yang melanggar. Ia menambahkan, pihaknya prihatin dengan keadaan masyarakat yang tidak mengikuti anjuran protokol kesehatan.
"Kita tinggal mendisiplinkan orang itu ingin menggunakan masker dengan benar atau tidak. Jangan cuma membawa masker tetapi tidak digunakan. Jadi, kalau caranya kewajiban menggunakan masker sudah ada disiplin dan juga cara kesadaran mereka membawa masker. Namun, hanya saja satu dua sering dijumpai ada beberapa orang bawa masker tetapi tidak digunakan dengan benar," tegas Arifin.
Sebagian warga DKI Jakarta meminta Pemprov DKI Jakarta untuk lebih tegas kepada para pelanggar protokol kesehatan. Salah satunya diminta oleh Azis (27), warga Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
"Saya menilai perlu adanya peningkatan sanksi yang diberikan karena sanksi saat ini kurang efektif untuk memberikan efek jera kepada para pelanggar," ujar Azis, Rabu (2/9).
Johanes Cr (28), warga yang tinggal di wilayah Cempaka Putih, Jakarta Pusat juga menginginkan adanya tindakan tegas terhadap pelanggar protokol kesehatan. Ia ingin ada aturan yang lebih tegas dari yang ada sekarang.
"Warga harus disiplin dengan tetap mengikuti aturan yang ditegakan, begitu pula pemerintah harus semakin tegas," kata Johanes Rabu (2/9).
Warga lainnya, Komang (23) berdomisili tempat tinggal di daerah Jakarta Pusat, Cempaka Putih Barat, bahkan meminta Pemprov DKI Jakarta memberlakukan lockdown di Jakarta. Menurutnya, lockdown sepertinya menjadi upaya untuk menekan penyebaran virus corona.
"Duh, semakin ke sini semakin banyak kayanya ya, bahkan sempat rekor juga tuh beberapa hari, khawatir banget sih. Kalau bisa malah lockdown aja deh, tetapi kebutuhan warga bisa tersubsidi," kata Komang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: