Sebagai bagian dari pembahasannya tentang kekuatan udara China, laporan itu menyinggung militer Beijing yang mengoperasikan sistem pertahanan udara S-400 canggih buatan Rusia.
Komentar itu muncul setelah Presiden China Xi Jinping menekankan pentingnya mengembangkan kendaraan udara tak berawak sebagai bagian dari PLAAF, yang kata dia, Beijing sudah memiliki pesawat canggih dan senjata pertahanan udara.
"Drone sangat mengubah skenario perang. Hal ini diperlukan untuk memperkuat penelitian, pendidikan, dan pelatihan tempur drone, dan mempercepat pelatihan pilot dan komandan drone," kata Xi kepada para mahasiswa di Universitas Penerbangan Angkatan Udara PLA di Changchun, Provinsi Jilin.
Badan Intelijen Pertahanan AS pernah merilis laporan tahunannya tentang kekuatan militer China pada 2019, yang mengungkapkan bahwa PLAAF sedang mengembangkan pesawat pembom siluman jarak menengah dan jarak jauh baru yang mampu menyerang target regional dan global.
Dokumen tersebut menambahkan bahwa upaya berkelanjutan Beijing untuk memodernisasi Angkatan Laut-nya menutup kesenjangan dengan Angkatan Udara Barat di berbagai spektrum kemampuan, seperti kinerja pesawat, dan peperangan elektronik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: