Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apa Itu Gimmick?

Apa Itu Gimmick? Kredit Foto: Unsplash/Ángel López
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gimmick adalah perangkat atau ide baru yang dirancang terutama untuk menarik perhatian atau meningkatkan daya tarik, seringkali dengan sedikit nilai intrinsik. Gimmick juga merupakan serangkaian adegan untuk mengelabuhi, memberikan kejutan, menciptakan suatu suasana, atau meyakinkan orang lain.

Berdasarkan KBBI, gimmick atau gimik adalah gerak-gerik tipu daya aktor untuk mengelabui lawan peran.

Baca Juga: Apa Itu Boikot?

Asal usul istilah gimmick sebenarnya masih belum pasti, namun para ahli etimologi menyatakan bahwa istilah tersebut muncul di Amerika Serikat pada awal abad kedua puluh.

Kamus Oxford menunjukkan bahwa gimmick awalnya adalah istilah slang untuk hal yang dimanipulasi oleh penipu atau pesulap. Asal lain yang mungkin adalah kata gimmick mungkin berasal dari gaming table, merujuk pada "perangkat yang digunakan untuk membuat permainan yang adil". Istilah ini pertama kali muncul di surat kabar Amerika pada tahun 1910-an dan 1920-an.

Dalam dunia markerting, gimmick menjadi salah satu strategi pemasaran suatu produk dengan menggunakan cara-cara yang tidak biasa agar cepat dikenal dan banyak diminati.

Gimmick dapat merujuk pada fitur produk yang membuatnya lebih menarik tetapi bukan hal penting untuk fungsi produk. Hal ini juga dapat merujuk kepada jenis iklan tertentu yang dimaksudkan untuk meningkatkan penjualan produk, yang disebut gimmick iklan.

Gimmick dalam marketing bisa dimulai dari nama produk yang menarik dan unik. Dengan nama-nama tersebut bisa memudahkan konsumen mengenal produk. Selain itu juga bisa dengan menggunakan iklan yang tak biasa, seperti konsep iklan yang menarik, mengecat mobil dengan logo perusahaan atau membuat bonus merchandise dengan logo perusahaan di setiap pembelian suatu produk.

Sementara dalam dunia hiburan di televisi, gimmick merupakan cara untuk menarik perhatian penonton dengan beragam cara seperti membuat adegan khusus, dandanan yang khas, musik, yel-yel, nyanyian, atau aktivitas lainnya.

Seperti adanya penonton bayaran menunjukkan bahwa acara hiburan di televisi membutuhkan penonton dalam jumlah besar yang dapat disuruh-suruh berteriak, ikut bernyanyi, menari-nari, dan bertepuk tangan untuk meyakinkan pemasang iklan bahwa acara yang disokong sangat meriah. Gimmick di program TV dimaksudkan untuk sekadar menghibur dan menaikkan rating acara.

Lalu di ranah politik tak jarang ditemui gimmick yang dilakukan oleh politikus dalam sebuah peristiwa yang mengharukan, menyentuh perasaan, dengan harapan menarik simpati sebanyak-banyaknya dari konstituen, meski peristiwa itu sudah diatur sebelumnya.

Maka tak heran apabila istilah gimmick politik (political gimmick) hingga 'marketing gimmick' kini semakin meluas dibincangkan, bersama istilah lain yang juga populer seperti hoax, framing, play victims, dan semacamnya.

Gimmick dalam politik bukanlah hal yang baru, melainkan banyak yang menganggap bahwa politik tanpa gimmick kurang menarik. Dalam dunia politik, gimmick bukan hanya soal program kerja tetapi juga fashion dan semacamnya. Seperti contoh seorang presiden memakai sepatu anak muda untuk menarik kalangan milenial.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Bagikan Artikel:

Berita Terkait