Gordon Hsiao-shu Chang, analis Amerika Serikat (AS), mengatakan China saat ini sedang mengatur militernya untuk membunuh orang-orang Amerika Serikat. Menurutnya, Washington seharusnya tidak memperkaya rezim komunis yang bermusuhan tersebut.
Chang merupakan analis dan penulis ternama AS. Dia juga merupakan profesor di Standford University.
Baca Juga: Himalaya Berguncang, Tank-tank China Diarahkan ke India
Dalam sebuah wawancara di acara Fox News, Chang menyatakan dukungan atas pertimbangan Presiden Donald Trump untuk sepenuhnya memisahkan ekonomi Amerika dari China."Langkah itu benar-benar ide yang bagus," katanya, yang dilansir Selasa (8/9/2020).
"China sedang mengatur militernya untuk membunuh orang-orang Amerika," kata Chang.
"Kita seharusnya tidak memperkaya rezim yang bermusuhan dengan perdagangan dan investasi kita. Saya percaya bahwa pemisahan adalah apa yang mutlak harus kita lakukan terutama tahun ini," ujarnya.
Komentar Chang muncul setelah laporan Pentagon baru-baru ini menunjukkan bahwa China berencana untuk menggandakan persediaan hulu ledak nuklirnya dalam satu dekade ke depan, termasuk yang dirancang untuk rudal balistik dan yang dapat mencapai wilayah AS.
Menurutnya, laporan Pentagon itu menambahkan jam waktu untuk keputusan Trump.
"(Presiden China) Xi Jinping semakin banyak berbicara tentang gagasan bahwa China memiliki mandat dari surga untuk menguasai dunia," papar Chang. "Mereka (percaya bahwa) tidak hanya memiliki hak untuk melakukannya, mereka memiliki kewajiban untuk melakukannya."
"Saya pikir China yakin perlu bergerak cepat dan itu berarti kita akan melihat masalah bukan di tahun 2030-an, kita akan melihat masalah sekarang," paparnya.
"Dia menjadi sangat spesifik tentang ini di depan umum dan begitu pula para pejabatnya, yang berarti mereka mencoba mengubah sistem internasional, bukan bersaing di dalamnya," kata Chang.
Penulis "The Coming collapse of China" ini memperingatkan bahwa pemerintah China sedang bekerja cepat untuk melawan jendela peluang yang tertutup karena masalah ekonomi, lingkungan, demografi.
Trump meningkatkan kemungkinan memutuskan hubungan dengan negara komunis itu selama wawancara eksklusif dengan Steve Hilton dari Fox News bulan lalu.
"Tidak ada negara yang lebih sering menipu kami selain China...," kata Trump saat itu.
"Kami kehilangan miliaran, ratusan miliar dolar. Kami tidak mendapatkan apa-apa dari China. Ya, kami mendapatkan beberapa barang yang dapat kami produksi sendiri....(Tetapi) kami tidak mendapatkan apa-apa. Yang kami lakukan hanyalah kehilangan uang," papar Trump.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: