Data Terbongkar, China Tahu Militer AS saat Ini Kekurangan...
Tak perlu disangsikan lagi, Amerika Serikat (AS) membutuhkan kekuatan besar militernya untuk menjaga pengaruh dan kepentingannya di seluruh dunia. Seiring dengan meningkatnya ketegangan dengan China, ternyata Angkatan Bersenjata AS (US Armed Forces) justru tengah mengalami krisis jumlah kapal perang.
Menurut laporan The National Interest, seorang peneliti Institut Eenergi dan keamanan Internasional Universitas Fudang, Shanghai, membeberkan data kelemahan militer AS. Dinyatakan Fang, Amerika tidak cukup memiliki kapal perang untuk mengalahkan kekuatan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) di Pasifik Barat.
Baca Juga: Ribuan Visa Warganya Dicabut, Amarah China Meledak
Fang menilai jika respons keras Amerika atas klaim yang dilakukan pemerintah China di beberapa wilayah kepulauan Laut China Selatan, tak lain karena mempengaruhi kepentingannya. Oleh sebab itu, militer AS kerap menunjukkan taringnya dengan mengirim armada tempur ke sejumlah wilayah yang diklaim oleh Negeri Tirai Bambu.
Menurut Fang, dengan kepentingan yang tersebar di seluruh dunia, militer AS diharuskan senantiasa siaga dan sigap untuk menghadapi kemungkinan perang di sejumlah wilayah.
"Meskipun memiliki angkatan laut terbesar di dunia, mereka harus melakukan misi pertempuran dan kesiapsiagaan perang yang sangat berat di Samudera Pasifik, Samudera Hindia, Samudera Atlantik, Laut Mediterania, dan Timur Tengah," ujar Fang.
"Karena, kepentingannya tersebar di seluruh penjuru dunia, dan memiliki tipe misi yang rumit dan beragam dalam hal ini," katanya.
Fang mengambil contoh Armada ke-7 Angkatan Laut Amerika (US Seventh Fleet), yang bermarkas di Yokusuka, Prefektur Kanagawa, Jepang. Dalam pandangannya, meningkatnya ketegangan dengan China membuat armada tempur AS ini memiliki misi yang berlebihan dan terlalu banyak.
Oleh karenanya, para perwira dan pasukan AS mengalami kelelahan hebat. Hal ini berpengaruh pada kualitas pengelolaan yang menjadi kian buruk. Selain itu, banyak kapal perang AS mengalami kerusakan dan pada akhirnya memiliki tingkat kegagalan tinggi jika menghadapi pertempuran.
"Misalnya Armada ke-7 (AS) mengalami banyak tabrakan bentrokan terus menerus dalam dua tahun terakhir karena misi yang berlebihan. Itu membuat para perwira dan tentara di garis depan kelelahan dan mengakibatkan manajemen yang buruk," ucap Fang melanjutkan.
"Selain itu, banyak kapal Amerika mengalami berbagai kerusakan, dan tingkat kegagalan tinggi. Karena, pekerjaan berlebihan yang konsisten," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: