Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PAN Ikhlas Amien Rais Mendirikan Partai Baru, Ikhlas...

PAN Ikhlas Amien Rais Mendirikan Partai Baru, Ikhlas... PAN Ikhlas Amien Rais Mendirikan Partai Baru, Iklhas... | Kredit Foto: Rakyat Merdeka
Warta Ekonomi, Jakarta -

Partai Amanat Nasional (PAN) merelakan salah satu pendirinya, Amien Rais, membentuk partai politik baru. Berpedoman bahwa mendirikan parpol itu adalah hak politik setiap warga negara, PAN tidak mempersoalkan keputusan tersebut.

“Jika Amien Rais akan mendirikan partai politik baru itu benar, maka itu adalah hak politik Amien yang dijamin konstitusi,” ujar Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga melalui keterangan tertulis. Baca Juga: Pengamat: Parpol Baru Amien Rais Sangat Transaksional dan Pragmatis

Viva menegaskan, apabila Amien benar mendirikan parpol baru maka tokoh reformasi itu dinilai tidak akan identik lagi dengan PAN. Masyarakat pun diamininya akan menganggap serupa. Baca Juga: Tok! Ini Nama Partai Baru Amien Rais cs

“Publik akan menilai Pak Amien Rais telah meninggalkan dan keluar dari PAN,” tegasnya.

Viva memang tidak menampik Amien merupakan salah satu pendiri PAN, seperjuangan dengan sejumlah tokoh seperti Albert Hasibuan, AM Fatwa, AM Lutfi, Syamsurizal Panggabean, Ismid Hadad, Zoemrotin, Gunawan Muhammad, dan Abdillah Toha.

Pun, Viva meyakini, partai politik baru bentukan Amien tidak akan memiliki efek elektoral yang signifikan bagi PAN. Khususnya, dalam Pemilu 2024. Sekalipun, parpol baru itu memiliki nama serupa dengan PAN, yaitu PAN Reformasi.

“Di dalam pemberitaan di media Pak Amien Rais kemungkinan menamakan partai barunya dengan PAN Reformasi. Menurut saya, kalaupun ada efek elektoral, getarannya sangat kecil alias nonsignifikan,” katanya.

Viva memiliki dasar argumentasi kalau PAN tidak akan terpengaruh secara elektoral. Pertama, karena masyarakat akan menilai bahwa itu adalah partai politik baru, bukan PAN yang asli.

Namun, sebuah partai yang ingin mendapatkan efek elektoral dari nama PAN. “Mungkin berbeda dengan kasus berdirinya Partai Gerindra, Partai Nasdem dan Partai Hanura.

Meski para tokoh pimpinan partai politik baru itu adalah mantan kader Golkar, tetapi mereka tidak ingin atau tidak berharap akan mengeruk efek elektoral dari Golkar. Mereka percaya diri atas partai politik baru yang didirikan itu,” jelasnya.

Kedua, lanjut Yoga, dalam kondisi saat ini upaya untuk membangun party identity membutuhkan perjuangan dan sumber daya partai yang besar. Parpol baru, katanya, perlu berjuang lebih keras.

Seperti membangun infrastruktur dan lolos sebagai peserta pemilu. Pun, Parliamentary Threshold (PT) atau ambang batas parlemen untuk masuk ke DPR.

Nah, dengan dua dasar tersebut, diyakini para kader PAN tidak akan pindah ke partai baru.

“Karena pengurus dan kader PAN itu rasional dan berakal sehat, tentu akan mempertimbangkan hal tersebut dan tidak akan ikut dengan partai baru. Jika ada yang bergabung kemungkinan hanya kecil saja. Tidak signifikan,” katanya.

Apalagi, lanjutnya, para anggota legislatif mulai dari DPR, DPRD Provinsi, maupun DPRD Kabupaten/ Kota dan eksekutif PAN, yang telah berjuang memenangkan kompetisi elektoral, sampai detik ini tidak ada satu pun yang menyatakan akan keluar dari PAN.

“PAN saat ini fokus melakukan konsolidasi organisasi, penataan pengurus dan kader, membuat program kemanusiaan yang bermanfaat bagi masyarakat, dan terus berupaya berbuat baik bagi nusa dan bangsa,” pungkasnya.

Sebelumnya, pendiri PAN Amien Rais mengumumkan dirinya dan para sahabatnya akan mendirikan partai baru dengan asas partai adalah Islam rahmatan lil’alamin atau Islam sebagai rahmat bagi semesta alam. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: