Pengamat intelijen dan keamanan, Stanislaus Riyanta meminta semua pihak menunggu hasil penyelidikan dan penyidikan lengkap dari Polri dan para ahli terkait motif pelaku penusukan penceramah Syekh Ali Jaber di Lampung, Minggu (13/9/2020).
"Apalagi ada informasi yang beredar bahwa pelaku mengalami gangguan jiwa, pelibatan ahli sangat perlu untuk memastikan informasi ini," kata Stanislaus, Senin (14/9/2020).
Stanislaus melanjutkan, dugaan awal, mengingat pelaku yang tinggal di dekat lokasi, dan informasi yang beredar dengan sumber dari keluarga yang menyebutkan bahwa pelaku mengalami gangguan jiwa, maka kemungkinannya kecil aksi ini ditengari suatu cipta kondisi, apalagi dihubungkan dengan Pilkada serentak 2020.
Baca Juga: Langsung dari Lisan Syekh Ali Jaber: Pelaku Bukan ODGJ, Ada Orang di Belakangnya
Baca Juga: Syekh Ali Jaber Ditusuk, Imam Masjid New York: Ada Asap, Pasti Ada Api
Menurut dia, kasus penusukan Syekh Ali Jaber menunjukkan bahwa pemuka agama menjadi salah satu profesi berisiko tinggi, apa pun motif dan latar belakang dari pelaku, fakta yang terjadi ada penyerangan terhadap pemuka agama.
Hal ini, kata dia, menjadi keprihatinan karena pemuka agama yang melakukan pekerjaan mulia tidak terlindungi dan mendapat serangan.
Untuk itu, Stanislau meminta agar motif dari pelaku harus digali, termasuk membuktikan informasi yang beredar bahwa pelaku mengalami gangguan jiwa.
"Jika benar mengalami gangguan jiwa maka perlu melibatkan para ahli psikologi untuk mengungkap alasan mengapa korban diserang oleh pelaku," ujar Stanislaus melanjutkan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: