Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Untuk Kali Ini, Pasukan Bu Megawati Soekarnoputri Puji Aksi Anies, Bikin Ademmm...

Untuk Kali Ini, Pasukan Bu Megawati Soekarnoputri Puji Aksi Anies, Bikin Ademmm... Kredit Foto: Facebook/Anies Baswedan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Aksi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang membawa mobil jenazah Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah ke Balaikota, Rabu (16/9/2020), lalu menjadi polemik.

Namun, keputusan Anies tersebut mendapat pembelaan dari Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi.

Menurut anak buah Ketua Umum PDIP Megawati ini, kegiatan itu merupakan penghormatan dari Pemprov DKI Jakarta dan DPRD DKI Jakarta atas dedikasi dan pengabdian almarhum sebagai salah satu pemimpin di Ibu Kota.

"Itu penghormatan terakhir dan jenazah ada di dalam mobil jenazah tidak diturunkan," katanya kepada wartawan di Jakarta, Jumat (18/9/2020). Baca Juga: Rocky Gerung: Istana Berusaha 'Mematikan' Anies Baswedan, Caranya...

Lanjutnya, ia pun turut memuji kinerja Sekda selama ini. Khususnya saat berhubungan dengan DPRD DKI.

"Meski kami berbeda latar belakang, saya dan Pak Sekda DKI bersahabat dekat," ungkapnya.

Baca Juga: Nah Lho, Bukan Tanpa Sebab, Anies Baswedan Dikatain Pemimpin Congkak, Gara-gara..

Sambungnya, "Semoga almarhum Pak Saefullah husnul khotimah, diterima segala amal ibadahnya, diampuni segala dosa-dosanya, dilapangkan kuburnya, mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan kekuatan kesabaran. Aamiin yarabbal’alamin," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, langkah Anies Baswedan memberikan penghormatan terakhir kepada  jenazah almarhum Saefullah mendapat kritik.

Ketua Forum Warga Kota (FAKTA) Indonesia Azas Tigor Nainggolan menilai hal yang dilakukan Pemprov itu salah karena sekda diketahui wafat akibat Covid-19 dan jika mengikuti protokol seharusnya langsung dikuburkan.

Baca Juga: Anies Diprotes Lagi: Dia Sombong, Cuma Pencitraan, Tolong Beri Sanksi

"Pak Saefullah yang wafat karena positif Covid-19, dibawa ke Balai Kota Jakarta informasinya untuk penghormatan terakhir. Seharusnya seseorang yang positif corona langsung dibawa dan dimakamkan segera sesuai protokol kesehatan masa pandemi Covid-19. Ini kenapa dibawa ke Balai Kota?" kata Azas.

Terlebih, kata dia, di masa pandemi ini jika ada yang wafat apalagi diketahui akibat Covid-19 harus langsung dibawa untuk dimakamkan di pemakaman.

"Apalagi saat di Balai Kota terjadi penumpukan dan kerumunan orang yang datang ingin memberi penghormatan ke alamarhum. Kejadian tadi bisa menjadi klaster penyebaran Covid-19," ujarnya.

Menurut Azas, padatnya orang yang menghadiri penghormatan terakhir tersebut sangat membahayakan dengan kemungkinan peningkatan penyebaran Covid-19 dan berpotensi terjadi pelanggaran hukum.

"Harap Menteri Kesehatan dan Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 membuat tindakan atas yang dilakukan pemprov ini dan menegakkan aturan yang berlaku, ini Anies bikin aturan sendiri dan melanggar sendiri," kritiknya.

Baca Juga: Aneh, Anies Bikin Aturan Sendiri, Melanggar Sendiri

Padahal sebelumnya, Anies meminta warganya menaati protokol kesehatan dengan jaga jarak dan menjauhi kerumunan. Tak hanya itu, ia juga meminta agar warga tak keluar rumah jika tidak mendesak.

Jenazah dari Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah yang meninggal dunia Rabu (16/9/2020) siang dilewatkan ke Balai Kota Jakarta untuk diberikan penghormatan terakhir.

Baca Juga: Anies Tidak Cuma Bicara Manis, Buktinya...

Pemandangan yang terlihat di Balai Kota, penghormatan terakhir itu digelar di halaman kantor Gubernur Anies Baswedan dan para Pegawai Negeri Sipil (PNS) berkumpul di jalur yang dilalui oleh iring-iringan mobil yang membawa jenazah.

Saat itu hadir Gubernur DKI Jakarta Anies  Baswedan, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi, Ketua Satpol PP DKI Jakarta Arifin dan pejabat Eselon II Pemprov DKI Jakarta.

Karena banyaknya PNS yang turut dan turun ke lapangan pendopo Balai Kota Jakarta untuk memberikan penghormatan terakhir, tak pelak timbul kerumunan.

Kasatpol PP DKI Jakarta Arifin akhirnya meminta para PNS dan awak media yang hendak meliput agar menjaga jarak, minimal serentangan tangan masing-masing peserta sebagai batas jarak dengan orang lain.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: