Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan pada Yahudi Amerika bahwa dia “cinta negara mereka” saat memberi ucapan Tahun Baru (Rosh Hashanah).
Pernyataan Trump pun memicu kritik karena menggunakan kiasan anti-Semit. Menganggap warga Yahudi memiliki dua kesetiaan antara Israel dan negara asli mereka dianggap sebagai anti-Semit oleh beberapa pihak.
Baca Juga: Trump Kini Dukung Lahirnya TikTok Global, Kok Bisa Sih?
Saat berbicara pada para pemimpin Yahudi saat hari libur Yahudi Rosh Hashanah, Trump mengalihkan percakapan pada kampanyenya untuk terpilih lagi sebagai presiden.
Trump menekankan pentingnya orang Yahudi memilih dia. Trump memperingatkan jika dia tidak menang maka “Israel dalam masalah besar.”
“Dan saya harus katakan ini, apapun yang bisa Anda lakukan dalam 3 November itu sangat penting karena jika kita tidak menang, Israel dalam masalah besar,” ungkap Trump, dilansir Memo.
Dia menambahkan, “Apa yang benar-benar mengesankan saya, dan saya telah katakan pada Anda karena saya melihat survei, bahwa pada pemilu sebelumnya saya mendapat 25% suara Yahudi. Dan saya katakan di sini saya memiliki seorang menantu dan putri yang Yahudi, saya memiliki cucu cantik yang Yahudi.”
“Ini benar-benar waktu yang sangat penting dalam hidup Israel dan keselamatna Israel. Dan kita akan melakukan pekerjaan hebat. Jika pihak lain menang, semua taruhan dibatalkan. Saya pikir ini akan jadi cerita yang seluruhnya berbeda. Saya pikir ini akan benar-benar berlawanan,” kata Trump.
Ini bukan pertama kali Trump menyebut Yahudi Amerika memiliki kesetiaan ganda antara AS dan Israel. Pada 2019, Trump menuduh Yahudi Amerika yang mendukung Partai Demokrat menunjukkan ketidaksetiaan besar pada Israel dengan tidak mendukung Trump pada pemilu sebelumnya.
Trump memiliki reputasi sangat mendukung Israel. Dia mengakui Dataran Tinggi Golan sebagai wilayah Israel, memindahkan kedutaan besar AS ke Yerusalem, meluncurkan rencana damai yang akan membuat wilayah Palestina terpecah-pecah dengan terowongan penghubung Tepi Barat dan Gaza.
Trump juga menjadi mediasi dalam hormalisasi hubungan antara Israel, Bahrain dan Uni Emirat Arab.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: