Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sawit Digantikan Minyak Nabati Lain? Bukan Solusi, Lingkungan Justru Depresi!

Sawit Digantikan Minyak Nabati Lain? Bukan Solusi, Lingkungan Justru Depresi! Kredit Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya

"Sedangkan, tambahan emisi GRK ke udara yakni Nox sebesar 10,5 juta kg, SO2 sebesar 5,4 juta kg, dan CO2 sebesar 17,7 juta kg. Selain itu, dampak dari penggantian minyak sawit menjadi minyak kedelai juga menambah deforestrasi global seluas 5,96 juta hektare di negara-negara produsen dan eksportir minyak kedelai khususnya Amerika Selatan."

Tidak hanya itu, simulasi penggantian minyak sawit menjadi minyak rapa juga mengasilkan residu penggunaan input yang besar, namun tidak sebesar minyak kedelai.

"Tambahan residu input produksi ke air atau tanah akibat penggantian minyak sawit menjadi minyak rapa yakni nitrogen sebesar 15 juta kg, phospate sebesar 33 juta kg, dan pestisida sebesar 25,8 juta kg. Sedangkan tambahan emisi GRK ke udara yakni Nox sebesar 900 ribu kg, SO2 sebesar 300 ribu kg dan CO2 sebesar 5,7 juta kg. Penggantian minyak sawit menjadi minyak rapa juga berdampak pada penambahan deforestasi global seluas 3,64 juta hektare di negara-negara produsen dan eksportir minyak rapa seperti negara-negara Uni Eropa," tulis Palm Oil Indonesia.

Nah, berdasarkan hasil studi dan simulasi tersebut terlihat jelas bahwa tindakan phase out minyak sawit dalam kebijakan Uni Eropa sebenarnya bukan sebuah solusi, tetapi justru menimbulkan depresi bagi lingkungan dan faktor alam lainnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: